Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Kegelisahan Pong Hardjatmo di Hari Kemerdekaan

16 Agustus 2010   18:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58 241 0
[caption id="attachment_228554" align="aligncenter" width="300" caption="Petugas Kepolisian didampingi petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) memeriksa coretan di atap Gedung MPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (30/7). Aksi corat-coret dengan cat semprot tersebut dilakukan aktor senior Pong Harjatmo sekitar pukul 11.45 wib, berisi tulisan "Jujur, Adil, Tegas" sebagai kritik untuk para wakil rakyat di MPR/DPR/DPD RI.FOTO ANTARA/YUDHI MAHATMA"][/caption] Masih ingat dengan aksi nekad Pong Hardjatmo di gedung DPR, 30 Juli 2010 lalu? Saat itu Pong mencoret atap gedung kura-kura atau gedung MPR RI, dengan cat semprot warna merah : "Jujur , Adil, Tegas" . Pong mengaku aksinya dilakukan karena gemas dengan kinerja pemerintah dan wakil rakyat yang tak tanggap atas berbagai permasalahan. Akibat ulahnya tersebut, ia sempat diperiksa petugas pengamanan DPR dan diminta tidak mengulangi lagi. Tak sedikit, masyarakat yang mendukung "aksi protes" nya. Pong dianggap sebagai penyuara aspirasi rakyat sesungguhnya ! Semangat Pong mencermati situasi sosial-politik  tidak pernah  surut. Buktinya, kemarin pagi, aktor gaek berusia 68 tahun itu kembali mendatangi gedung wakil rakyat di Senayan, Jakarta. Kali ini Pong tak bawa cat semprot. Ditangannya hanya ada surat dan sebuah kentongan bambu yang dibalut cat warna putih, dengan tulisan merah: Jujur, Adil, Tegas. "Namun karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyampaikan pidato kenegaraan, penjagaan (oleh aparat) super ketat. Ada polisi, tentara dan sebuah panser ( terparkir di belakang gedung DPR). Saya tidak diperkenankan masuk,'' tutur Pong . Pengakuan artis yang beken di era 70 sampai 80-an  itu disampaikan sebelum diskusi "Masih Adakah Kemerdekaan? " di Gedung PP Muhammadiyah Jakarta Senin (16/8). [caption id="attachment_228556" align="aligncenter" width="300" caption="Pong Hardjatmo (paling kanan) dalam diskusi "Masih Adakah Kemerdekaan", di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (16/8) (Foto: M.Taufik Budi Wijaya)"][/caption] Niat Pong menyampaikan langsung surat berisi keprihatinan terhadap situasi kekinian di negeri ini memang tak tercapai. Surat dan kentongan yang ditujukan kepada Presiden SBY dan Ketua DPR Marzuki Ali itu, akhirnya dititipkan kepada petugas keamanan di DPR. Menurut Pong, kentongan adalah simbol Indonesia sudah dalam bahaya. Kentongan biasa digunakan warga desa sebagai alat pendamping ronda untuk memberitahukan adanya pencuri atau bencana alam. " Dimata luar negeri (Indonesia) dipandang sebelah mata . Kalau pemimpin kita tetap lembek seperti ini tak bisa tegas, kondisi makin lama makin buruk. Jelang kemerdekaan, kita tertampar di segala arah. Dimana martabat bangsa kita? " Pernyataan pesohor yang bermain di film perjuangan, Janur Kuning (1979) ini, antara lain merujuk kepada kasus ditangkapnya tiga petugas patroli pengawas perikanan Indonesia oleh Polisi Diraja Malaysia di Johor, Jumat (14/8) malam lalu. Lantas apa isi suratnya di Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 65? Berikut petikannya : "Salam Indonesia. Kepada Yth. Bapak Presiden RI H. DR. Susilo Bambang Yudhoyono Salam Indonesia. Merdeka! Presiden dipilih oleh rakyat wajib melayani rakyat. Anggota DPR dipilih oleh rakyat, wajib melayani rakyat. Koridor demokrasi adalah mempunyai hak yang sama. Rakyat Indonesia menghendaki Jujur, Adil dan Tegas. Bukan pemimpin yang mengejar materi dan kekuasaan, Dihari lebaran nanti para pemimpin wajib meminta maaf kepada rakyat, karena rakyat telah dikecewakan. Presiden wajib meminta maaf kepada rakyat Indonesia, anggota DPR wajib meminta maaf di daerah pemilihan masing masing. Kita bentuk Indonesia baru. Perubahan demi rakyat. Jujur , Adil, Tegas. Revolusi mental. Tertanda Pong Hardjatmo" Benarkah negeri ini sudah Merdeka? Dirgahayu Indonesia! (Fik)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun