Kuterima goresan hatimu dan kubaca kalimat demi kalimat sehingga tiada tersisa secuil kata pun. Begitu indah susun kata dan rangkai kalimat itu, sehingga membuat diriku terpana. Setelah kunikmati dan kukaji dalam-dalam susun kata dan rangkai kalimat itu, barulah aku sadar dan mengerti siapa diri ini sebenarnya. Emas tak setara dengan loyang, benang tak sebangsa dengan sutra, begitulah ratap iba ahli syair. Memang, akulah anak manusia papa, papa segala-galanya. Akulah, "esebbhit tada' monyina, eobbhar tada' bauna".1 Â Dan aku tiada habis pikir, sejak kecil aku dalam keadaan papa dan leta. Entah sampai kapan kepapaan itu akan setia menemani diriku! Hanya Allah yang Maha Tahu!
KEMBALI KE ARTIKEL