Oke, terima kasih karena 'Negara Internet' telah memberikan saya tanggung jawab luar biasa untuk mengemban tugas sebagai seorang
menteri pendidikan di tanah Air Digital dengan realisasi
virtual yang dianggap 'terlalu idealis' di dunia nyata oleh orang-orang cerdas berintelektual tinggi (secara akademik, tetapi
lemah dari segi praktik), jago berteori, dan hanya bercokol dengan tulisan ilmiah saja tanpa pernah
menjajakkan kaki di atas lapangan dan
menipu masyarakat dengan teori-teori dan hipotesis-hipotesis empirik dan sangat 'ilmiah' sehingga mulai dari anak-anak sampai orang tua-orang tua renta lebih banyak
ditipu dengan 'janji manis' kampanye musiman bak prediksi Juara Piala Dunia sebelum waktunya yang ternyata berhenti pada teks-teks pidato kampanye yang amat-sungguh-sangat Â
tidak dimengerti apalagi dipahami oleh masyarakat yang SDM-nya 'kelupaan' sama negara bahwa mereka juga sebenarnya adalah Warga Negara ini tetapi dianggap seperti
masyarakat negara tetangga. Negara yang dimaksud itu tidak perlu disebutkan namanya, cukup Anda dan saya yang membahasnya sehingga kalau ada kaum-kaum intelek nan kritis yang mencoba untuk
memprovokasi negara Internet dengan taktik sosio-psiko-politiknya, kita cukup
mencari tombol '
delete' untuk menghilangkan 'jejak dan aroma provokatif' tersebut dengan sangat
santai, bahkan pada saat kita sedang di toilet pun,
gangguan semacam itu dapat dihilangkan di
dunia kita dan bukan di dunia mereka. Toh, mereka pun tidak pernah mengukur seberapa luas Tanah Air Internet kita yang
notabene berjuta-juta KM Persegi per
bit, apalagi mencoba
memerangi kita. Bagaimana mau memerangi Tanah Air kita? sekarang saja, kita lah
sang penjajah yang mampu menjajah negara mereka tanpa kekerasan sama sekali, tanpa mengadopsi langkah-langkah strategis kolonialisme klasik dan konvensional yang pernah tertulis di buku sejarah atau di buku-buku strategi politik-ekonomi yang kerap beredar di pasaran (entah
digital atau fisik). Anda tidak percaya? Mari saya ceritakan bagaimana 'Tanah Air' Internet kita bisa menjadi '
malaikat' sekaligus '
iblis' bagi
negara tetangga yang mereka cintai. Saya akan memulai cerita saya dengan latar belakang 'historik-imajinatif' tentang SAYA sebagai MENTERI PENDIDIKAN "IDEALIS" bagi
dunia saya dan tidak akan ada satu orang pun yang mampu membangun argumentasi 'tandingan' untuk mengalahkan kisah saya di
dunia inverted ini
.
KEMBALI KE ARTIKEL