Aku menunggu malam tak jadi tenggelam
Sembari menyesap gulita secangkir kopi
Dengan kantuk setengah jadi
Di luar para penganggur melinting nasib
Membakar hidupnya yang kasar
Sisanya menenggak seloki mimpi di tubir sepi dan nyeri
Perlahan kulihat lampu-lampu memejamkan mata
Seribu warung kopi menutup diri, menjadi sepi
Di dalam kamar petak 3 x 4
Malam tenggelam
Subuh datang dengan sebungkus kantuk yang matang