Seluruh bangsa yang ada dunia pasti memiliki pergerakan perjuangan dalam perkembangannya agar masih bisa berdiri hingga masa kini. Karena untuk menjadi bangsa yang kuat tentu memerlukan pengorbanan dan sejarah yang panjang untuk dijadikan pembelajaran kehidupan oleh suatu bangsa. Misalnya, Bangsa Indonesia memerlukan pengorbanan yang besar untuk merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah di masa dahulu. Dan tentu dari pengorbanan itu bangsa Indonesia bisa menjadikannya sebagai pondasi yang kokoh agar menjadi bangsa yang kuat. Dari pengorbanan tersebut juga, bangsa Indonesia bisa menjadikannya pembelajaran kehidupan agar tidak terlulang di masa yang akan datang. Gambaran ini berhubungan dengan kutipan salah satu kata tokoh prolomator Indonesia "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak melupakan sejarahnya". Oleh karenanya untuk tidak melupakan sejarah bangsa sendiri, perlunya pembelajaran agar mengenal bagaimana bangsa kita berjuang pada masa dahulu. Bangsa Indonesia sendiri memiliki banyak sekali para tokoh pahlawan yang merelakan nyawanya demi merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah. Misalnya saja sang pahlawan proklamator bangsa Indonesia yaitu Ir. Soekarno atau kerap dikenal dengan Bung Karno. Ir. Soekarno merupakan salah satu pahlawan yang pada saat itu ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selain itu juga beliau merupakan presiden pertama Republik Indonesia. Pada saat itu Bung Karno termasuk kaum cendekiawan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan. Bung Karno sendiri lahir pada tanggal 6 Juni 1901 tempatnya di kota Blitar. Waktu kelahiran beliau tepat pada saat fajar mulai menyingsing sehingga ayahnya memberikan anggapan anaknya sebagai "sang fajar". Saat lahir Bung Karno memiliki nama asli Koesno Sosrodiharjo, namun nama beliau diganti lantaran dianggap nama tersebut membawa sial. Kesialan itu diyakini karena semasa kecil Bung Karno sering mengidap penyakit. Nama beliau diganti setalah beliau menginjakan umur lima tahun. Bung karno memiliki ayah yang bernama Raden Sukemi Sosrodiharjo, yaitu seorang guru yang mengajar di Sekolah Rakyat Singaraja, bali. Dan ibu Bung Karno memiliki nama Ida Ayu Nyoman Rai, yang di dalam garis keturunannya masih dari kaum bangsawan Bali, Buleleng. Meskipun ayahnya seorang guru dan ibunya seorang kaum bangsawan, hal ini tidak membuat Bung Karno terlena dengan kelebihan itu. Beliau pada saat itu dengan semangat menempuh Pendidikan pertama kalinya di Inlande Scholl, tepatnya berada di Tulungagung. Di sekolah tersebut, beliau hanya menyelesaikannya hingga kelas lima, keputusan ini bukan karena Bung Karno patah semangat untuk menuntut ilmu namun atas dasar permintaan ayahnya. Setelah pindah dari Inlande Scholl, Bung Karno melanjutkannya di sekolah yang bernama ELS (Europeesche Lagere Scholl) tapatnya pada bulan Juni 1911. Setelah dari lulus sekolah tersebut, beliau menempuh Pendidikan selanjutnya di HBS (Hoogere Burgerscholl). Beliau bisa melanjutkan sekolah tersebut lantaran bantuan Tjokro, bahkan pada saat itu Tjokro merelakan Bung Karno untuk tinggal di tempat tinggalanya. Pengorbanan Tjokro dilandaskan karena beliau meyakini bahwa Bung Karno merupakan anak yang memiliki potensi dan kecerdasan pada saat menempuh ilmu. Setalah lulus dari sekolah tersebut, beliau melanjutkan pendidikannya di THS (Technisce Hoogeschool). Setelah beliau lulus dari THS (Technisce Hoogescholl), Bung Karno mendapati gelar Insinyur (Ir). Selain Bung Karno menumpuh Pendidikan formal, beliau juga aktif di berbagai organisasi kepemudaan. Bung Karno mendirikan beberapa organisasi salah satunya Studieclub Bandung. Saat itu, beliau sangat aktif sekali untuk melibatkan dirinya didalam kelompok belajar dan pergerakan nasional. Dan tidak tanggung -- tanggung, Bung Karno sering di percayai untuk menjadi pemimpin organisasi tersebut. Semasa beliau mengikuti berbagai organisasi tersebut, ia dikenal dengan julukan "Singa Podium". Julukan ini didasarkan karena Bung Karno memiliki kepiawan dalam menggunakan berbagai bahasa dan beliau juga mampu menarik perhatian orang lain dari ucapannya. Dari seluruh pengalaman dan ilmu yang beliau dapati semasa sekolah, ternyata menjadi salah satu senjata jitu, Bung Karno menjadi pahlawan proklamator yang dikenal hingga masa saat ini.Â
KEMBALI KE ARTIKEL