Legenda dan mistisme merupakan bahasa sehari-hari dari istilah Antropologi yang dikenal sebagai folklor. Definisi folklor (Dalam Bahasa Inggris disebut sebagai folklore) adalah legenda, pengetahuan, seni tradisional yang disalurkan secara informal dan (umumnya) verbal yang memiliki dimensi artistik dan ekspresif. Folklor adalah legenda, tidak seperti fakta sejarah yang dapat diverifikasi kebenarannya. Maka, folklor adalah bagian kecil dari kebudayaan –yang menurut Koentjaraningrat didefinisikan sebagai “Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia, yang dijadikan milik diri manusia dengan cara dipelajari (disosialisasikan)”. Berdasarkan definisi itu, Koentjaraningrat secara tidak langsung menyatakan bahwa kebudayaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni yang bersifat tangible (bersifat nyata, seperti pakaian, rumah dan lukisan)dan intangible (bersifat abstrak, seperti legenda, agama, dan bahasa, termasuk diantaranya folklor). Jika folklor adalah cerminan dari kebudayaan suatu masyarakat –seperti halnya agama– bagaimanakah jika terdapat dua (atau lebih) budaya saling melebur dan bercampur-baur sedemikian baiknya? Apakah ia akan menghasilkan kisah legenda lokal yang unik?