Di pagi yang masih perawan itu, aku meringkuk di pojokan kamar berselempang selimut. Sejak azan shubuh menderu, aku sudah niatkan untuk tak keluar ke mana-mana lantaran kota yang jadi persinggahanku saat ini terus-menerus diguyur hujan. Ya, Yogyakarta menyambut Desember dengan rinai-rinai hujan yang panjang tanpa henti.
KEMBALI KE ARTIKEL