Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Kado Terindah Buat Ustadzah

3 Maret 2013   07:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:24 854 2
Ucapan adalah do'a, begitulah ucapan yang pantas disampaikan kepada ustadzah Umi, beliau adalah ustadzah senior yang mengajar di SDIT tempat anak saya belajar dulu. Sekarang anak saya sudah SMP namun silaturahim tetap terjaga karena anak-anak sudah dibentuk dalam ikatan alumni SD.

Dua bulan yang lalu kami sekeluarga menunaikan ibadah umroh ke tanah suci. Malam hari menjelang keberangkatan kami semua berkumpul santai di atas tempat tidur sambil membuka jadwal kegiatan perjalanan umroh. Sengaja saya baca agak keras agar suami dan anak-anak ikut menyimak dan mendengarkan.

Perjalanan diawali di Madinah selama dua hari, shalat di masjid Nabawi, lalu berziarah ke tempat bersejarah di Madinah. Berikutnya menuju masjid Bir Ali untuk niat umroh terus langsung menuju ke Mekkah.

Nah, di Mekkah kami para jama'ah diberi kesempatan dari travel dua kali umroh yang dipandu oleh muthowif. Karena ada waktu sekitar 7 hari di Masjidil Haram, maka waktu selebihnya adalah bebas beribadah sesuai dengan keinginan masing-masing. Artinya selain dua kali umroh, jama'ah diperbolehkan umroh sendiri-sendiri. Saya bilang sama anak-anak," Umroh pertama kali diniatkan umroh untuk dirinya sendiri dan umroh kedua boleh dihadiahkan untuk orang lain. Ibu mau mengumrohkan almarhumah nenek."

Anak saya yang pertama langsung menyahut, "Aku mau mengumrohkan almarhum kakek."

Anak saya yang kedua ikut juga,"Aku mau mengumrohkan almarhumah buyut putri."

Tiba-tiba anak saya yang ketiga bilang,"Aku mau mengumrohkan ustadzah Umi."

Kami semua serentak kaget dan hampir bersamaan..."Lho kenapa Dhik kok ustadzah Umi?".

"Ya, nggak apa-ap, aku ingin ustadzah Umi aja..."

"Kok nggak ustadz-ustadz yang lain Dhik, ya di do'akan semuanya aja deh kalau gitu." Sampai di sini tenggorokan saya rasanya tercekat haru.

Ayahnya ikut nimbrug,"Adik masih kecil belum baligh, jadi belum bisa mengumrohkan orang lain, lagian ustadzah Umi kan masih hidup, di do'akan aja biar bisa umroh."

"Oh gitu, ya sudahlah nanti tak do'akan semuanya," kata jagoan kecilku dengan riang. Selama perjalanan dari Madinah setelah niat umroh dan pakai ihram, pikiran saya masih melayang pada obrolan menjelang berangkat. Ustadzah Umi begitu melekat dalam benak saya.

Alhamdulillah malam hari kami sudah sampai di hotel, setelah makan malam kami langsung menunaikan umroh di Masjidil Haram. Selesai umroh sudah dini hari, kami semua bersyukur bisa menunaikan umroh dengan lancar.

Pagi hari kami thawaf sunnah bersama, setelah itu kesempatan berdo'a di tempat yang mustajab Multazam, salah satu do'a saya, "Yaa Rabb...ijinkan dan panggil ustadzah Umi ke sini, entah dari mana dan bagaimana cara-Mu.....". Tak lupa saya ingatkan jagoan kecilku untuk mendo'akan ustadz dan ustadzah terutama ustadzah Umi.

Ustadzah Umi adalah sosok ustadzah yang tawadhu', selalu mengajarkan kedisiplinan yang tinggi, orangnya konsisten dan aqidahnya kuat, insya Allah. Dengan gaji secukupnya dari yayasan yang memasuki tahun ke tujuh, rasanya amat lama untuk menyisihkan dana untuk ibadah umroh.

Namun sungguh di luar dugaan, jika Allah sudah menghendaki tentunya Allah punya banyak cara untuk memanggil hamba-Nya. Belum lama ini kami dengar kabar bahwa tanggal 6 Maret 2013 ustadzah Umi insya Allah berangkat umroh, hadiah dari pembina yayasan SDIT. Jadi yayasan punya program tiap tahun akan mengumrohkan satu dari ustadz atau ustadzah yang berprestasi.

Sebetulnya tahun ini hadiah umroh diberikan pada kepala sekolah, namun karena kepala sekolah ingin umroh bersama istrinya dan belum siap secepat ini, maka hadiah umroh diberikan pada ustadzah Umi yang kebetulan mengemban amanah sebagai wakasek./p>

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun