Pagi belum lagi usai. Embun masih betah berdiam di pucuk-pucuk dedaun, sedang bulan tak bundar sempurna memutih dan memudar ditempa sinar matahari. Aku, terburu-buru bersiap diri dan menanti Pak Iyus, Ojeg langgananku yang selalu setia mengantarku ke mana pun aku hendak pergi agak jauh. Pukul 6.00 akhirnya aku meluncur membelah jalanan Bandung yang masih menyisakan dingin sisa hujan semalam.