Meskipun Rusia telah mencoba sejak tahun 1997 untuk menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat (AS) tetap konsisten dalam menolak permintaan Moskow untuk bergabung dengan NATO. Ini karena beberapa alasan penting yang akan diuraikan di bawah ini.
Pertama, AS dan sejumlah negara lain di NATO mempertimbangkan Rusia tidak cukup stabil untuk dianggap sebagai anggota yang bisa diandalkan. Perhatian AS terhadap situasi politik di Rusia telah meningkat sejak presiden Vladimir Putin menjabat pada tahun 2000. Beberapa tindakan yang diambil Putin, termasuk penyitaan hak suara Rusia di Crimea, telah menyebabkan ketidakpercayaan di antara banyak negara di NATO.
Kedua, ada kekhawatiran bahwa Rusia bisa menggunakan keanggotaannya di NATO untuk mengendalikan agenda militernya. Meskipun NATO adalah organisasi yang didedikasikan untuk menciptakan stabilitas dan kedamaian di seluruh Eropa, ada kekhawatiran bahwa Rusia akan menggunakan hak suaranya untuk mendorong kebijakan yang menguntungkan Moskow.
Ketiga, ada kekhawatiran bahwa Rusia akan menggunakan anggota NATO sebagai alasan untuk mengambil tindakan militar. Misalnya, sejumlah negara di NATO telah mengekspresikan kekhawatiran bahwa Rusia akan menggunakan NATO sebagai dasar untuk mengklaim hak istimewa di wilayah Eropa.
Keempat, ada kekhawatiran bahwa keanggotaan Rusia di NATO akan menimbulkan ketidakseimbangan di antara anggota. Beberapa negara di NATO telah menyatakan keprihatinan bahwa masuknya Rusia akan menimbulkan ketidakseimbangan di antara anggota, dan menyebabkan negara-negara lain kehilangan kekuatan militernya.
Kelima, ada kekhawatiran bahwa NATO akan kehilangan legitimasinya sebagai organisasi pertahanan yang bertanggung jawab atas keamanan Eropa. Ada kekhawatiran bahwa dengan masuknya Rusia, NATO akan kehilangan legitimasinya sebagai organisasi yang didedikasikan untuk menciptakan stabilitas dan kedamaian di Eropa.
Dalam kesimpulan, meskipun Rusia telah mencoba bergabung dengan NATO sejak tahun 1997, AS dan sejumlah negara lain di NATO masih tetap menolak permintaan Moskow. Ini karena beberapa alasan penting, termasuk kekhawatiran bahwa Rusia tidak cukup stabil untuk dianggap sebagai anggota yang bisa diandalkan, bahwa Rusia akan menggunakan hak suaranya di NATO untuk mendorong kebijakan yang menguntungkan Moskow, bahwa keanggotaan Rusia di NATO akan menimbulkan ketidakseimbangan di antara anggota, dan bahwa NATO akan kehilangan legitimasinya sebagai organisasi pertahanan yang bertanggung jawab atas keamanan Eropa.