Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

BUMN "Keroyokan" dalam Menggarap Sektor-Sektor Penting untuk Upaya Meningkatkan Ekonomi Setelah Pandemi

15 Juni 2022   10:00 Diperbarui: 15 Juni 2022   10:12 134 0
Indonesia, seperti banyak negara di dunia, mengalami pukulan telak akibat pandemi covid-19 Tak hanya menyasar pada sektor kesehatan, pandemi kali ini juga merambah pada sektor ekonomi. Pembatasan aktivitas sosial mengakibatkan roda perekonomian mendapat hambatan.Data membuktikan bagaimana ekonomi Indonesia begitu terjerembab. Pertumbuhan ekonomi yang pada 2019 tumbuh 5,02 persen mengalami kontraksi 2,07 persen pada 2020 atau saat pandemi terjadi.

Untung saja, Indonesia tak berlama-lama mengalami minus pertumbuhan ekonomi. Pada 2021, pertumbuhan ekonomi kembali bertumbuh sebesar 3,69 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bangkitnya kepercayaan masyarakat untuk mengonsumsi barang ataupun jasa, telah mendorong pemulihan permintaan domestik serta menyebabkan peningkatan produksi sebagai respon dari dunia usaha.

Airlangga menyebut, investasi yang tumbuh sepanjang 2021 mencapai 3,80 persen dan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi dari sisi pengeluaran.

"Pemerintah meyakini, koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholders dalam menerapkan strategi pemulihan ekonomi akan membuat ekonomi tumbuh di kisaran 4 persen sampai lima persen pada triwulan I 2022. Hal itu akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen di akhir 2022 mendatang," ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (8/2/2022).

Mengoptimalkan Peran BUMN Pasca Pandemi

Meski pandemi perlahan usai, Indonesia tidak boleh lengah dan menjadikan ini sebagai momentum kebangkitan perekonomian. Indonesia harus fokus dalam memperkuat kemandirian pada beberapa sektor vital, seperti kesehatan, pangan, dan energi.

Sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peranan penting dalam menggenjot kembali perekonomian Indonesia.

BUMN mempunyai segudang kelebihan, mulai dari fasilitas, jaringan luas, dan proteksi dari negara. Keunggulan ini harus bisa mendorong peningkatan ekonomi bagi Indonesia.

Melalui transformasi, BUMN kini menjadi lebih ramping atas berbagai kelebihan yang dimiliki dan lebih fokus pada bisnis utama. Selain itu, Menteri BUMN Erick Thohir pun membentuk ekosistem pada tiap-tiap BUMN yang memiliki sektor bisnis serupa, seperti pembentukan holding BUMN rumah sakit, holding farmasi, holding pangan, hingga holding ultramikro.

BUMN juga 'keroyokan' dalam menggarap sektor-sektor penting, seperti pertanian terintegrasi dengan program Makmur, bantuan dan pendampingan UMKM naik kelas lewat PNM Mekaar, dan membuka akses pasar UMKM melalui Pasar Digital (PaDi).Tak lupa, BUMN juga kini membangun sinergi dengan dunia kampus dalam menciptakan link and match antara pendidikan dengan dunia kerja.

"Alhamdulillah ketika pada 2020, laba bersih BUMN itu hanya Rp 13 triliun. Dengan transformasi yang profesional dan transparan, sekarang laba bersih BUMN di 2021 sebesar Rp 90 triliun. Ini kenaikan yang luar biasa," kata Erick pada Kamis (24/2/2022).

Kolaborasi untuk Negeri

BUMN tentu tidak bisa berjalan sendiri, dukungan dari berbagai kalangan sangat berpengaru dalam hal membantu menumbuhkan Kembali perekonomian di Indonesia. Pesan swasta, dunia pendidikan, hingga pemerintah daerah, memiliki andil besar dalam mewujudkan kemandirian ekonomi ke depan.

Perlu adanya benang merah yang sama hingga peta jalan yang seragam untuk menentukan arah ekonomi Indonesia. Kekayaan sumber daya alam dan besarnya market terbukti tak mampu menjadikan Indonesia mampu bersaing di kancah global.

Alih-alih untuk menyejahterakan bangsa, dua kekuatan Indonesia tersebut justru kerap menjadi sumber bagi perekonomian bangsa lain akibat kurangnya peran pemerintah dalam hal pengelolaan secara maksimal.

Perubahan pola pikir harus terjadi. Tak melulu mengadalkan SDA dan market besar, namun mulai membangun kualitas sumber daya manusia (SDM). Generasi muda perlu lebih cakap dan memiliki mindset serta skill digital.

Bukan tanpa alasan, potensi ekonomi digital kita sungguh teramat besar dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Jangan sampai potensi ekonomi digital menjadi seperti SDA dan market kita yang selalu dimanfaatkan negara lain. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun