Ketika kemahatakterhinggaan Tuhan adalah sebuah ilusi yang jauh untuk dihadirkan dalam bayang-bayangketerbatasan yang kita miliki, lalu dengan apa kita mendekat kepada-Nya? Kemudian, ia mengenalkan dirinya melalui bermilyar-milyar kebaikan—yang kita sebut nikmat, untuk menggambarkan betapa Pemurahnya DIA? Dan ketakmampun kita untuk menangkap slide-slide dzat-Nya tetaplah menjadi satu pertanyaan yang perlu dijawab berjuta-juta pembuktian.