Apa itu mahasiswa tingkat akhir dan mengapa penuh dengan kegalauan?
Mahasiswa tingkat akhir adalah sebutan bagi seorang mahasiswa yang sedang menjalani masa penelitian akhir, tugas akhir, atau skripsi. Mahasiswa tingkat akhir sangat terkenal akan kesibukannya dalam beraktivitas untuk bisa cepat meraih kelulusan, walaupun ada juga mahasiswa tingkat akhir yang santai atau tidak terlalu sibuk dalam menjalani masa penyusunan skripsinya.
Mahasiswa tingkat akhir yang aktif atau fokus pada tugas akhirnya selalu melakukan aktivitas yang padat, seperti beraktivitas di laboratorium dari pagi sampai sore, sering berpergian ke suatu tempat untuk mencari data, mencari literatur di perpustakaan atau browsing melalui internet, atau mengolah data dan menulis skripsi hingga larut malam atau begadang, karena deadline draft yang diberikan oleh pembimbing skripsi. Selain kesibukan-kesibukan tersebut, biasanya mahasiswa tingkat akhir penuh dengan pikiran-pikiran, seperti memikirkan bagaimana penelitiannya atau skripsinya, memikirkan bagaimana masa depannya nanti setelah lulus, memikirkan dompet yang semakin menipis, kesulitan dalam bimbingan dengan dosen, dan lain-lain. Aktivitas yang padat dan pikiran-pikiran yang menyelimuti mahasiswa tingkat akhir inilah yang disebut dengan kegalauan mahasiswa tingkat akhir.
Mengapa harus makan yang teratur?
Kesibukan dan pikiran-pikiran yang terjadi pada mahasiswa tingkat akhir akan berdampak pada pola makannya, seperti nafsu makan yang menurun, lupa makan, makan tidak teratur, dan hal buruk lainnya yang berkaitan dengan pola makan. Pola makan yang buruk tersebut akan memberikan efek buruk bagi kesehatan, seperti maag, zat gizi tidak seimbang, dan cepat lelah, karena kurang asupan energi.
Sakit maag dan cepat lelah sangat mengganggu aktivitas mahasiswa. Bila sedang menulis skripsi, tiba-tiba perut mulai terasa sakit (maag), hal tersebut akan mengganggu konsentrasi dan aktivitas menulis skripsi. Bila sedang mencari data atau praktik di laboratorium, tiba-tiba merasa lelah, hal tersebut akan menimbulkan rasa malas untuk melanjutkan aktivitas pencarian data atau praktik di laboratorium.
Hal lainnya yang dapat menimbulkan sakit maag, yaitu tidak sarapan pada pagi hari sehingga seseorang baru mulai makan pada siang hari. Makan pagi (sarapan) adalah hal yang banyak orang lupakan, khususnya mahasiswa. Hal tersebut banyak terjadi dikarenakan jadwal kuliah atau ngelab (aktivitas laboratorium) yang cukup pagi, telat bagun tidur (kesiangan), malas untuk sarapan, dan lain-lain. Banyak yang tidak menyadari pentingnya sarapan pagi. Dr Saptawati Bardosono, ahli gizi dari Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) menyatakan bahwa sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi dalam beraktivitas.
Hal-hal tersebutlah yang menjadi sangat perlu adanya pola makan yang baik atau makan yang teratur untuk mahasiswa tingkat akhir. Makan yang teratur itu adalah makan yang tepat pada waktunya (pagi, siang, dan malam) sehingga asupan tenaga pun akan terus terjaga dan sakit maag yang dapat menggangu aktivitas pun dapat dihindari.
Bagaimana supaya mahasiswa bisa makan yang teratur?
Memang sangat sulit untuk membiasakan diri untuk makan yang teratur. Cara yang paling ampuh agar bisa membiasakan diri adalah kesadaran diri yang tinggi mengenai kesehatan dan pentingnya makan yang teratur. Namun, ada beberapa tips dari penulis agar mahasiswa bisa tetap makan dengan teratur. Walaupun tips tersebut agak memaksakan atau aneh, tetapi ini cukup masuk akal dan menarik dilakukan. Berikut ini merupakan tips dari penulis agar mahasiswa bisa makan dengan teratur.
- Pasang alarm pagi hari agar bisa bangun pagi. Dengan bangun pada pagi hari, maka kesempatan untuk makan pagi akan tercipta, karena kalau bangun telat, dapat dipastikan seorang mahasiswa akan fokus dan terburu untuk bersiap-siap berangkat ke kampus sehingga tidak terpikirkan untuk makan pagi atau sarapan terlebih dahulu. Cara ini lebih efektif, bila ada note atau pesan yang bertuliskan "Sarapan pagi itu penting, dapat meningkatkan konsentrasi" pada wallpaper handphone atau kertas yang ditempel pada lemari baju. Hal ini untuk lebih mengingatkan seseorang untuk melakukan sarapan.