Tersadar setelah membaca ulang Rolling Stone Magazine Indonesia edisi April – Mei 2008 ( Saya temukan waktu beres-beres lemari), ternyata selera musik saya memang agak beda jika dibandingkan beberapa kawan. Mungkin satu dari dua puluh orang saja yang nyambung dengan apa yang saya suka. Bukan sok beda dari yang lain,apalagi merasa ekslusif, hanya saja telinga ini kurang nyaman ketika harus dipaksa mendengar musik – musik alay,  begitulah beberapa manusia Jakarta menyebut aliran musik yang hanya ikut – ikutan pasar, menomorsekiankan kualitas musik itu sendiri.
KEMBALI KE ARTIKEL