Puncak dari luka sebab tidak diinginkan oleh orang yang saya inginkan, jatuh ketika saya tau kita memiliki agama yang berbeda. Kesedihan yang dalam tiba-tiba hadir begitu saja, remuk, tak hanya perasaan tapi juga logika dan jiwa. Saya merasa dikhianati, oleh semua yang mungkin saya salahkan.
Begini, saya, mas-nya dan kita semua yang merasa manusia lahir dengan keadaan sama. Kita adalah bayi tanpa dosa, tanpa suatu yang membedakan. Kita tak lahir bersama agama tertuliskan di kening bukan? Tapi kenapa memilih hidup bersama orang yang berbeda agama adalah sebuah larangan, terutama untuk agama saya.