Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Ternyata Saya Bukan Rumah bagi Anda

9 Februari 2022   00:00 Diperbarui: 9 Februari 2022   00:00 165 17
Pertemuan pertama saya dengan anda, bulan pertama hari kesebelas. Setelah pertemuan itu, kurun waktu dua tahun ini, dua kali seminggu anda menemui saya, menanam pohon harapan yang dirimbuni kenangan manis. Saya pikir, anda memang tulus, tergoda dengan penerimaan yang anda tawarkan.

Saya mencoba dan berusaha membaca bahagia bersama anda. Bersusah payah untuk menjaga kesehatan perasaan, menggilai hal yang tidak terduga sebelumnya.

Dengan anda, saya menjadi liar. Tidak terkendali. Berkompromi pada banyak hal. Sedari awal saya tahu bahwa mencintai anda adalah kesalahan, namun hati yang tidak hati-hati ada dalam diri.

Ternyata saya bukan rumah bagi anda, anda sudah memiliki rumah juga halaman yang luas. Ada pula pohon-pohon yang ditumbuhi banyak buah. Sial dan brengsek!  Penyesalan yang tidak termaafkan, yang tidak bisa lagi disesali.

Seperti lagu penyanyi pop Indonesia, bagaimana kalau aku tidak baik-baik saja? Itu yang saya alami belakangan ini. Tidak baik-baik saja, dan anda tetap tidak peduli. Anda sudah mendapatkan apa yang dimau.

Anda pemain hati terbaik yang pernah saya kenal. Memberi huruf-huruf mati tak bermakna, mengeringkan tulang. Saya kecewa, sangat ingin berlari, tak lagi berpangku pada anda. Buat apa terus menuju anda, hanya sisi luka yang tercipta.

Hey, belum terlalu terlambat bukan untuk saya menyelesaikan segala urusan dengan anda. Saya harus merdeka dari anda, segala hal mengenai anda.

Saya harus memilih berhenti untuk mencintai anda.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun