Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Bukan, Aku Tidak!

14 September 2021   00:00 Diperbarui: 14 September 2021   00:00 161 41
Tidak pernah sekalipun aku ingin seperti ini. Menuai apa yang tidak kutabur. Bukan pula, aku menuntut penerimaan lebih. Hidup seakan tak hidup. Baper yang kebablasan tidur dengan nyenyak di zona hatiku. Ingin menyingkirkan perasaan yang tidak layak ini tapi belum merdeka.

Bukan, aku tidak. Aku tidak pernah berharap berbeda dari yang lain. Nyatanya aku berbeda. Sudah berpuluh tahun membiasakan diri terhadap hal-hal ini, ah masih saja sulit. Tidak tahu harus marah kepada siapa, menyalahkan siapa.

Bagaimna perasaanku hari ini? Yang ada, harus menahan diri dari kesukaran. Tak akan ada yang benar-benar memberikan penerimaan. Bukan, aku tidak! Bukan aku tidak bersyukur, masih bernafas hari ini. Saat hari menjadi murung, aku menjadi lupa bersyukur, aku ingin mati dan berada di entah. Keluhan yang hanya aku sendiri yang boleh tahu.

Ini menjadi awal pekan yang panjang. Tadinya berharap ada cinta hari ini, lagi-lagi aku keliru. Ada yang berkata, mendung tak selamanya kelabu. Entah kapan mendung itu tak kelabu di musim duniaku! Sesegera mungkin, berharap akan itu!

Aku tahu aku berbeda.
Tetapi, aku masih perempuan dewasa yang ingin merasakan hal-hal baik yang perempuan dewasa lain rasakan.

Tak mau menjadi :
kering
layu, dan
merasakan kemarau hingga mati sia-sia.

Ini sketsa tentang kepatahan disertai dengan hujan.

Bukan, aku tidak. Aku tidak ingin kepatahan ini menjadi kepahitan. Bukankah ini masih tentang pilihan. Aku memilih untuk menyepi dan berdamai dengan hiruk-pikuk cinta dan hidup.

Apakah aku mampu percaya?
Walau sulit, ya aku mampu. Ingin melepaskan kesesakan, mengakhiri patah hati di hari yang dingin ini. Memiliki cinta yang benar-benar benar.

***
Rantauprapat, 13 September 2021
Lusy Mariana Pasaribu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun