Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Ketika Kejujuran Ditinggal Pergi

28 Januari 2021   00:00 Diperbarui: 28 Januari 2021   14:37 185 35
Kejujuran tak kamu biarkan terletak pada hatimu. Tak ada kewaspadaan dalam dirimu, dengan mudah kamu jatuh pada hal yang menyesatkan. Akhirnya, hari ini, kabar-kabar tentang hal-hal yang kamu sembunyikan, semuanya terungkap.

Lagi-lagi kamu seperti ini, menjadi lalang pada gandum yang menaungimu. Seperti gempa bumi, kamu melawan dalam pemberontakan. Dipukul kalah oleh angin kedegilan. Karenamu, banyak gelisah dan kuatir yang timbul.

Tentang hari ini dan saat itu. Hari ini, semua yang bersembunyi tampak. Dan saat itu, saat kejujuran ditinggal pergi dari hatimu. Kini yang ada hanya ratapan dan kesia-siaan. Oh, entah apa yang merasukimu. Seperti ada perusak yang mengikat dirimu.

Di kesunyian pagi yang dingin, yang belum penuh hiruk pikuk, bagiku kamu menjadi seseorang yang menakutkan. Jatuh pada kenikmatan yang menjerumuskan. Apa yang memaksamu, meningglkan kejujuran.

Berbulan, kamu menutupi kebohongan demi kebohongan yang lain. Namun hari ini, kamu tak lagi bisa berdusta. Aku sudah bertanya. Ah, kamu hanya sanggup untuk diam tak berkesudahan. Saat ini, aku ingin berada di entah. Agar, detik-detikku tak kurasakan pada kemarahan.

Anehnya, kamu yang bersalah. Aku yang menangis. Akhir di sisa Januariku penuh huru-hara. Langkahku kusut. Kamu membawa bunga-bunga layu dan tandus bagiku. Aku letih dan meronta karena kehampaan yang kamu sebabkan.

Inilah konsekuensi ketika kejujuran ditinggal pergi, kedamaian dan kesejahteraan pun berlari. Ah, rasanya aku pantas marah. Kini, dalam isak tangisku. Aku, masih berharap, setelah hari ini. Di suatu hari yang kapan. Kamu akan bosan pada kesia-siaan dan kedegilan. Kamu pun akan lelah pada kebohongan.

***
Rantauprapat, 27 Januri 2021
Lusy Mariana Pasaribu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun