Aku, memang perempuan melankolis. Terkadang rasa ini menyusahkan diriku. Dan aku sebenarnya ingin memusiumkan sifat ini, tapi itu tak bisa kulakukan.
Aku memilih duduk menepi dari hiruk pikuk dan keramaian manusia yang terasa hanya memberikan kepalsuan. Dan aku memilih untuk menyuguhkan diksi dalam aksara puisiku.
Aku bisa tenggelam dalam sepi, jika aku menginginkannya, karena ternyata duduk menepi dari kelelahan yang menyapa bisa menjadi kenyamanan tersendiri untuk diriku.
Menepi juga terkadang kebutuhan bagiku, mengistirahatkan diri dari luasnya warna-warni yang dunia berikan untukku.
***
Lusy Mariana Pasaribu