Sayangnya, hidup yang kutangisi ini bukan menjadi hak mutlakku. Dan aku tak bisa melakukan sesuatu dengan sesukaku
Hari ini, sejarah yang dahulu kembali terulang. Kenangan luka lalu kembali hidup dan tumbuh di perjalanan waktuku. Sorot mata indahmu memperlihatkan, bahwa lagi-lagi aku seakan tak berharga. Kepercayaanku kembali memudar, dan hari ini jejak bahagia tak berada di dalam kamus besar hatiku
Aku akan membiarkan sembilu tetap berpihak pada warna hidupku malam ini. Sebab esok jika aku masih bernafas, aku harus hidup dan membuat sejarah yang berbeda. Walau itu dengan terpaksa, mau tak mau aku harus membersihkan sarang luka yang menguasai diri dan hatiku. Setidaknya demi bunga-bunga lain yang mengisi ruang-ruang buku kehidupanku
***
Lusy Mariana Pasaribu