Tak perduli ditertawakan hati yang maha retak karena dilumuri kekeringan
Karena rasa manis dari mencinta seakan luput pun lupa
Saat ini, yang bisa dilakukan hanya menyemai aksara dan menulis bercangkir-cangkir puisi sebagai teman
Bersama rimbunnya abjad yang terbersit, waktu yang dilalui akan terasa sibuk
Hanya ingin jiwa dikuasai ketenangan
Berdamai dengan keadaan kala teringat hati yang tlah hancur berkali-kali dan kepingannya melukai diri
Sebab kesunyian berkuasa dalam diri
Bertekad mengakhiri kepedihan yang tak bertepi, dan bisa kembali menyelami warna kebahagiaan perihal mencinta
Dan akan menulis bercangkir-cangkir puisi dengan bait dan sajak-sajak indah yang bahagia
***
Lusy Mariana Pasaribu