Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kampung Dolanan: Dusun Unik Penghasil Permainan Tradisional

9 Juli 2013   16:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:47 466 0

Gambar 1. Tembok Kampung Doalanan yang dilukis oleh Mahasiswa Institut Seni Indonesia

Permainan tradisional, yang biasa kita sebut sebagai ‘dolanan’ sudah jarng sekali terlihat dimainkan oleh anak-anak jaman sekarang. Apalagi semenjak pertengahan tahun 1980-an dimana permainan plastik dari Amerika dan China mulai merambah di Indonesia. Kampung Dolanan, keunikan salah satu desa dari keragaman seni kriya yang ada di Yogyakarta, dimana eksistensi dolanan masih bertahan.

“sudah jaman kecil saya membuat permainan ini, dari mulai simbok”, jelas Mbah Atemo sambil membuat sebuah model wayang dari kertas.

Kampung Dolanan secara historis adalah salah satu dusun yang masyarakatnya mayoritas memproduksi dolanan anak-anak berbahan bambu dan kertas.Tradisi ini sudah ada sejak pemerintaha HB VIII atau sekitar abad ke-18.Angkrek, othok-othok, wayang kertas, payung dan kepat menjadi salah satu pilihan dolanan yang ditawarankan dari desa ini.

Letak desa ini 9,2 km dari kota Yogyakarta ke arah selatan, lebih tepatnya di dusun Pandes, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Café Pyramid yang berada di jalan Parangtritis menjadi petunjuk jalan terdekat dari dusun ini.

Lahirnya Nama Kampung Dolanan

Momentum gempa bumi 2006 menjadi titik dimana Wahyudi, selaku perintis lahirnya kampung dolanan ini melakukan sebuah pergerakan.Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan pada saat itu, menjadi sebuah langkah kecil untuk mengumpulkan kembali semangat masyarakat Pandes untuk menunjukkan kearifan lokalnya.Kemudian didirikanlah Komunitas Pojok Busaya yang memberikan desa Pandes sebagai Kampung Dolanan

“Tahun 2007, Komunitas Pojok Budaya didirikan di kampung dolanan ini.Dimana tujuan utamanya melihat kembali potensi dusun Pandes”, ungkap Bimo, Ketua Komunitas Pojok Budaya.

Visi dari komunitas ini adalah ingin membantu dalam perwujudan masyarakat yang mandiri, berbudaya, religius dan peduli lingkungan sekitar. Komunitas yang terdiri dari Karang Taruna dan masyarakat Pandes pun memiliki kegiatan, misalnya saja adanya Kelompok Bermain Among Siwi dan juga kegiatan Insidental lainnya, seperti pelestarian budaya dan paket outbond untuk para pengunjung.

Kelompok Bermain Among Siwi ini memiliki sistem pembelajaran yang satu visi dengan kampung dolanan, yaitu mempergunakan alam dan alat-alat traadisional sebagai media pembelajarannya. Begitu juga dengan paket outbond yang ditawarkan berbeda dari outbond pada umumnya. Kampung Dolanan memberikan sebuah pembelajaran dalam membuat dolanan langsung dari simbah-simbah.Begitu juga pelestarian busaya yang ada di desa ini, seperti gejog lesung, karawitan, wayang dan jatilan.

Permainan yang ada di internet, gadget, playstation memang lebih menarik bagia anak-anank dibandingkan sebuah permainan tradisional yang daya tahan mainannya tidak terlalu lama. Namun, keuletan tangan simbah-simbah di dusun dalam memproduksi sebuah permainan patut diacungi jempol. Di usianya yang lebih dari 80 tahun, masih kuat untuk membuat pola dalam permainan tradisional.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun