Sikap seorang Muslim terhadap qadha' Allah SWT adalah ridha dan kita dilarang membenci qadha' Allah SWT. Rasul saw. bersabda:
Sungguh besarnya pahala itu seiring dengan besarnya ujian. Sungguh jika Allah mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Siapa saja yang ridha, untuk dia keridhaan itu. Siapa yang benci, untuk dia kebencian  itu (HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Baihaqi).
Allah SWT memberikan kabar gembira kepada orang yang sabar dalam menghadapi musibah (QS al-Baqarah [2]: 155-157). Dan Rasul saw. pun mengajari kita agar melakukan istirja' (mengembalikan segalanya kepada Allah SWT) dan berdoa. Â
Dalam menghadapi musibah, hendaknya juga kita banyak berzikir. Dan memperbanyak ibadah dan taqarrub kepada Allah SWT baik dengan shalat, sedekah, tilawah al-Quran, shalat-shalat sunnah dan taqarrub lainnya.
Dengan musibah ini kita harus bisa memberikan nilai dan makna atas beragam nikmat yang telah Allah berikan; nikmat sehat, kebugaran badan, nikmat kondisi kehidupan yang normal yang dengan itu bisa leluasa beraktivitas, mencari rezeki, dsb. Menuntun kita untuk bisa menghargai nikmat yang Alloh berikan dan mendorong kita untuk terus mensyukuri ragam nikmat yang telah Alloh berikan.
Rasa syukur dan sabar dalam menghadapi wabah, termasuk sakit yang diderita, bisa mewujudkan berbagai kebaikan dan keutamaan yang telah Allah janjikan. Begitulah. Kita harus memiliki dua sayap, sabar dan syukur. Ini akan menjadi salah satu faktor kunci menghadapi dan melalui musibah wabah ini. Dengan itu musibah akan berubah menjadi kebaikan dan berbuah kebaikan.
Rasul saw. bersabda terkait wabah tha'un: