Salah satu yang PASTI dalam hidup ini adalah menjadi tua. Tua dalam perspektif kesehatan memiliki masalah tersendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, pada dekade ketiga kehidupan sudah dimulai penurunan fungsi berbagai organ tubuh yang selanjutnya dapat menimbulkan berbagai gejala klinis. Dan itu PASTI! Penuaan bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah kondisi normal (fisiologi) tubuh. Namun begitu, resiko timbulnya suatu penyakit akan lebih tinggi pada orang usia lanjut. Demensia (pikun), terjatuh, inkontinensia urinasi (mengompol), dan luka akibat tekanan merupakan gejala-gejala yang sering dialami pada usia lanjut, yang disebut dengan sindroma geriatrik. Dalam tulisan ini, penulis akan menitikberatkan pada demensia dan salah satu pencegahannya yang paling populer –meminum kopi. Demensia didefinisikan sebagai gangguan fungsi intelektual yang ditandai dengan penurunan kemampuan untuk mengingat, menilai, dan berfikir abstrak serta terjadinya perubahan perilaku, dalam istilah yang lebih familiar disebut dengan pikun. Salah satu tipe demensia yang paling sering terjadi adalah Alzheimer. Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan anatomis pada daerah otak. Kedua penyakit ini erat kaitannya dengan proses penuaan, dan tinggi kejadiannya pada usia di atas 60 tahun. Demensia berdampak buruk baik bagi penderita ataupun pada orang-orang di sekitarnya. Penurunan kualitas hidup di usia tua serta ketergantungan pada orang lain merupakan masalah serius. Lalu bagaimana dengan kopi? Minuman warisan budaya yang sering dijadikan tersangka atas timbulnya berbagai penyakit jantung, kecemasan dan perasaan negatif, serta dehidrasi ini nampaknya perlu mengajukan banding atas tuduhan tak beralasan atas dirinya.
KEMBALI KE ARTIKEL