Jika ada negara yang paling banyak mendapatkan sorotan sebelum bergulirnya Piala Dunia di Afrika Selatan, maka negara itu adalah Argentina. Sebab, dengan memiliki latar belakang pemain yang matang di klub-klub raksasa Liga Eropa, serasa tidak mungkin Argentina harus tertatih-tatih untuk bisa lolos ke Piala Dunia.
Barangkali disinilah ujian dan konsekuensi menjadi tim yang mempunyai nama besar. Prestasi yang diraih harus berbanding lurus dengan nama besar yang dimiliki. Jika prestasi yang diraih kemudian adalah bertolak belakang dengan nama besar itu, maka sorotan dan kritikan akan sering terdengar. Dan konsekuensi dari kritikan selalu hadir bagaikan pisau bermata dua, tergantung pada bagaimana kita menyikapi kritikan tadi. Pada mata pisau yang satu, kritikan bisa mendorong ke prestasi yang luar biasa. Pada mata pisau yang satunya lagi, kritikan bisa membawa pada keterpurukan yang juga luar biasa.
Maka, jika semalam Argentina menjadi tim pertama yang lolos ke babak 16 besar, saya meyakini bahwa kesebelasan ini telah menjadikan kritikan dan keraguan publik sebagai sebuah pembelajaran dan pendorong ke arah pencapaian prestasi yang lebih besar. Tentunya, dengan pencapaian yang diperoleh malam kemarin, banyak kalangan berharap agar Argentina bisa terus menang hingga nantinya memenangi Piala Dunia.
Namun, Piala Dunia belum berakhir. Masih banyak pertandingan yang harus dilewati untuk menentukan siapa yang berhak mengangkat trofi dan menerima tepuk tangan. Kita masih akan menunggu, menonton, dan mendukung tim favorit kita masing-masing.
Saya pun menaruh harapan pada Argentina. Ini bukan berarti tim kesayangan saya adalah Argentina. Hati saya masih untuk Brasil, walaupun sesekali datang bisikan untuk memihak pada anak-anak muda Spanyol. Namun saya tak bisa membohongi diri kalau ternyata diam-diam saya telah jatuh cinta pada Argentina.
Jatuh cinta saya ini lebih kepada bahwa jika Argentina nantinya memenangi Piala Dunia 2010 maka inilah yang akan tertulis dalam sejarah:
Tertatih-tatih dibabak penyisihan pra piala dunia, dikritik dan diragukan bisa lolos ke Afrika Selatan lalu kemudian lolos. Meraih poin penuh dipenyisihan grup, bermain (berjuang) babak demi babak, lalu akhirnya Argentina memenangi Piala Dunia 2010.