Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Bangku Kayu Paling Hangat (I)

7 Juni 2012   17:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:16 344 10

Sekalipun engkau tak lagi menghuni kamar apartemen di lantai ke berapa --- karena memang aku belum sempat menanyai letak kamar apartemenmu ---. aku tetap menunggumu di halte depan pagar apartemen bercat biru langit itu.

biasanya aku menunggumu dengan durasi 2 batang rokok. alasannya adalah rute kita untuk menuju bangku kayu paling hangat di tepi sungai nam. Rute itu pula yang bisa menghindarkanku dari incaran rekan-rekan sepermabukan. meski mereka penganut paham susah-senang kita terbang bersama, demi sabtu malam yang akan menghangatkan bangku kayu itu, aku membelot dan mangkir dari konferensi meja bundar berhiaskan soju yang selalu mereka gelar di malam akhir pekan.

Begitupun engkau, setia dengan berpura-pura sakit sedari sabtu pagi atau sekedar berucap “ mianhaeyo “ untuk mengurungkan niatan pria berkulit kuning yang akan mengajakmu bertamasya malam bertemakan lampu kota yang serba terang. engkau akan muncul dari balik pintu utama apartemen yang jumlah lantainya selalu gagal ku hitung. aku yang sengaja tak mengalihkan pandanganku dari pintu itu ketika menantimu dengan durasi 2 batang rokok; akan melihatmu datang mendekat dan terus mendekat sampai engkau hidangkan senyuman bibir bergincu untuk menghilangkan sepah lidahku yang mengecap 2 batang waktu untuk menunggumu.

Setelahnya engkau langsung mengajakku menyusuri rute favori kita. selalu seperti itu, tanpa memberi kesempatan bokongmu duduk di kursi halte barang sebentar untuk kemudian menanyakan berapa lama waktu aku menunggumu. tanpa pula engkau memulai mengajakku dengan panggilan ‘dik’, meskipun sudah terlampau sering aku melayangkan protes atas panggilan ‘dik’ untukku.

Minimarket yang terhimpit toko roti dan kedai minuman akan menjadi persinggahan pertama kita . dua botol soju untukku, 2 kaleng orange juice untukmu dan 5 bungkus snack bergambar bunga matahari menjadi kesepakatan untuk kita kunyah bersama di sela-sela percakapan kita di tepi sungai nam nanti.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun