Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Artikel Utama

Teropong Warisan Bapak

17 November 2011   01:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:34 739 12
Menyambut raja tata surya menyapa pagi, aku memanjat pohon mangga di buritan rumah. Leherku berkalung teropong, warisan bapak yang meninggal dalam sebuah peperangan 4 tahun silam. Ia yang jarang pulang dan belum sempat membuatkanku adik harus tewas saat baku tembak dengan saudara sebangsa yang ingin berpisah dari negri, atas nama kemerdekaan.

Hampir tak ada pagi yang tak kulewatkan di dahan pohon mangga yang setia menjadi singgasanaku. Sejak dulu, saat teropong yang berkalang di dadaku ini masih menjadi barang pinjaman dari bapak. Aku suka menyapa surya dari dekat dengan kekeran bapak. Melihat seisi desa dengan mata berbusana lensa. Lalu aku akhiri perkelanaan pandanganku di sebuah rumah berdinding gubug bagian atasnya, separuh lainnya berdinding susunan batu-bata yang direkatkan adonan semen, kapur dan pasir.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun