realisme merupakan aliran dominan dalam hubungan internasional selain liberalisme. Jeffrey w. Legro dan Andrew Moravsick dalam
is Anybody Still  Realist? International Security (1999) menjelaskan tiga asumsi dasar realisme. pertama, bahwa realisme memandang bahwa negara merupakan aktor tunggal (unitary) dan rasional dalam dunia anarkis. anarkis disini dimaknai karena sifat aktor yang senantiasa individualisme atau mementingkan diri sendiri. kedua, aliran realisme memandang bahwa hubungan antara negara bersifat konfliktual. tidak seperti liberalisme yang percaya dengan perdamaian dunia, aliran ini meyakini bahwa tidak ada yang menjamin bahwa negara lain akan bersifat baik. ketiga, realisme memandang struktur internasional ditentukan oleh material seperti militer, pendapat perkapita, jumlah senjata nuklir, sumber daya alam dll. oleh karena itu realisme senantiasa meningkatkan kekuasaan dan kekuatan negaranya, negara yang menggunakan pendekatan realisme dalam mengambil kebijakan luar negerinya akan mementingkan kemajuan dan keamanan negaranya. indonesia pada periode Joko Widodo mengalami kemajuan ekonomi sehingga pada kepemimpinan joko widodo dia disebut sebagai pemimpin yang transformasional.Â
KEMBALI KE ARTIKEL