Hal picik semacam ini dinegaraku sudah lumrah dan dianggap biasa. Sampai kapan negaraku bobrok dan rusak dengan segelintir orang yang ingin meraih yang namanya kebahagian (semu ).
Seorang penjual nasi uduk mempunyai anak 8, tiap hari bangun jam 3 pagi untuk memasak dan sore jam 3 berbelanja untuk dagangannya besok pagi. Bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang sarjana dan tnpa mengenal lelah dan letih serta cai maki dari orang-orang sekelilingnya. Anak-anaknya pun tidak pernah malu kalau ibunya seorang penjual nasi. Toh itu halal dan tidak merugikan orang lain. Bahkan sangat membantu para ibu rumah tangga yang tidak sempat memasak dan khususnya bagi anak-anak kost.
Itulah proses menuju kebahagian sesungguhnya dengan tidak menghalalkan berbagai cara.