Jembatan Tenggarong yang berada di Kutai Kertanegara (Kuker) dahulu merupakan jembatan yang mempesona. Jembatan Kutai Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai Mahakam setelah Jembatan Mahakam di Samarinda sehingga juga disebut Jembatan Mahakam II. Jembatan ini dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat. Pembangunan jembatan ini dimulai pada tahun 1995 dan selesai pada 2001 dengan kontraktor PT Hutama Karya yang menangani proyek pembangunan jembatan tersebut. Saat diresmikan, jembatan ini dinamai Jembatan Gerbang Dayaku yang diambil dari slogan pembangunan gagasan bupati Kutai Kartanegara saat itu, Syaukani Hasan Rais. Sejak Syaukani tidak menjabat lagi sebagai bupati, jembatan ini diganti namanya menjadi Jembatan Kutai Kartanegara ing Martadipura atau Jembatan Kartanegara. Jembatan ini juga merupakan akses menuju Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit. Melewati Jembatan Gerbang Dayaku Kutai Kartanegara ada pemandangan menarik yang dapat disaksikan, yaitu hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala, sebuah pulau yang telah disulap menjadi Kawasan Wisata Rekreasi yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. [caption id="attachment_153364" align="aligncenter" width="448" caption="Keindahan yang tinggal kenangan"][/caption] Namun jembatan itu kini tinggal kenangan. Runtuh dengan sebab yang masih dalam investigasi. Namun indikasi adanya penyimpangan anggaran selama proses pembangunan mencuat. Hal itu dinilai sebagai penyebab utama runtuhnya jembatan yang seharusnya tahan sampai berpuluh-puluh tahun. Tapi diusianya yang baru sepuluh tahun jembatan itu kini telah runtuh menyisakan kepedihan. Jembatan Kuker ini memiliki panjang keseluruhan 710 meter dengan bentangan gantung sepanjang 270 meter. Runtuhnya jembatan ini memberikan sebuah peringatan bagi bangsa ini bahwa pemerintah pusat bekerjasama dengan dua pemerintah daerah yakni pemerintah daerah Banten dan Lampung untuk menyatukan kedua propinsi ini dengan jembatan yang membentang sepanjang selat Sunda sejauh 31 kilometer. [caption id="attachment_153368" align="aligncenter" width="420" caption="Rancangan Jembatan Selat Sunda yang Diresmikan Presiden SBY"][/caption] Jembatan selat sunda (JSS) ini direncanakan dibangun dengan dimensi panjang 31 kilometer, lebar 60 meter, ketinggian maksimum dari permukaan air laut 70 meter. JSS melintasi selat sunda yang memiliki area geografis berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia dan Laut Jawa. Selat sunda juga tempat berhuninya gunung paling berbahaya di dunia yakni Krakatau. Tentunya unsur materi air laut, kekuatan arus air laut, dan ancaman bahaya alam lainnya lebih besar dari yang dihadapi oleh Jembatan Tenggarong. Kejadian runtuhnya jembatan sungai ini tentunya menjadi peringatan dini bagi proyek JSS agar melakukan perencanaan dan pemantauan jalannya pembangunan yang ketat dan terukur. Jangan sampai JSS dibangun dengan asal-asalan hanya untuk menuruti gengsi bahwa bangsa kita telah memiliki jembatan yang menyeberangi lautan. Tapi jika nyawa manusia menjadi taruhannya maka itu akan menjadi sebuah kerugian yang tak ternilai harganya. [luk/03-12-11]
KEMBALI KE ARTIKEL