Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Artikel Utama

Anomali Sepak Bola Olimpiade 2012

9 Agustus 2012   10:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:02 1581 4

Brasil dan Meksiko akhirnya bakal tampil pada pertandingan terakhir cabang sepak bola Olimpade 2012 pada Sabtu (11/8) di Stadion Wembley London. Di semifinal Brasil mengandaskan Korsel 3-0 dan Meksiko menundukkan Jepang 3-1. Namun tampilnya Jepang dan Korea Selatan di babak semifinal telah menjadi kejutan tersendiri. Bicara soal keberadaan dua wakil Asia di empat besar, sebenarnya sejak awal ada banyak hal tak lazim atau mungkin bisa disebut anomali yang terdapat dalam sepak bola Olimpiade London.

Pertama, kita lihat saja 16 tim pesertanya. Memang ada sejumlah nama besar, sebut saja Brasil, Spanyol, dan Uruguay. Demikian pula ada wakil konfederasi yang biasa menjadi langganan, seperti : Meksiko, Mesir, Senegal, Jepang, Korsel, dan Selandia Baru. Sisanya adalah tim tuan rumah Britania Raya/Great Britain, Uni Emirat Arab, Gabon, Swiss, Belarusia, Honduras, dan Maroko. Tapi di manakah Argentina, Italia, Jerman, Belanda, Portugal, Nigeria, Kamerun, Amerika Serikat, atau Australia? Argentina yang meraih medali emas sepak bola Olimpiade 2008 di Beijing ternyata tidak lolos ke London. Demikian pula sejumlah tim mentereng lainnya. Padahal kita tahu di Italia terdapat pemain-pemain muda hebat seperti Mario Balotelli dan Fabio Borini. Jerman juga punya Thomas Mueller dan Mario Goetze yang masih bisa memperkuat tim U-23.

Kedua, terdapat sebuah fenomena dengan hadirnya tim Britania Raya yang khusus dibentuk mewakili tuan rumah. Tim tersebut terakhir kali tampil di Olimpide 1960 di Roma. Kehadiran Britania Raya di London 2012 merupakan hasil negosiasi panjang yang melibatkan FA Inggris, BOA (British Olympic Association), IOC, dan FIFA. Sebenarnya materi pemain tim Britania Raya merupakan gabungan pemain dari Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia, dan Wales. Namun dari 18 nama pemain asuhan Stuart Pearce hanya berisi pemain Inggris dan Wales. Tidak terpilihnya David Beckham sebagai salah satu pemain senior sempat menimbulkan pro-kontra. Akhirnya Pearce memilih Ryan Giggs, Craig Bellamy, dan Micah Richards sebagai pemain yang usianya di atas U-23. Langkah Britania Raya yang dihentikan oleh Korsel di babak perempat final melalui adu penalti menjadi keanehan tersendiri pula. Tim gabungan tersebut mengikuti jejak pahit tim Inggris yang selalu gagal dalam turnamen besar lewat adu penalti, yang terakhir terjadi di Euro 2012.

Ketiga, tersingkirnya dua tim unggulan Spanyol dan Uruguay di babak penyisihan grup menjadi anomali selanjutnya. Tim Matador dua kali kalah dan sekali seri hingga menjadi juru kunci Grup D di bawah Jepang, Honduras, dan Maroko. Padahal reputasi Spanyol sedang bagus-bagusnya saat ini, bahkan sejumlah pemainnya (Jordi Alba, Javi Martinez, dan Juan Mata) ikut membawa La Furia Roja juara Euro 2012 belum lama ini. Sementara itu Uruguay kalah bersaing dengan Britania Raya dan Senegal di Grup A. Padahal Uruguay, yang merupakan semifinalis Piala Dunia 2010 dan juara Copa America 2011, diperkuat oleh dua penyerang terbaiknya saat ini, Edinson Cavani dan Luis Suarez.

Keempat, ada yang hilang dari kostum tim yang disponsori Adidas. Selama ini kostum Adidas memiliki ciri khas berupa tiga garis dan hal itu tidak ada di Olimpiade London. Setidaknya Spanyol, Jepang, Mesir, dan Britania Raya mengandalkan kostum Adidas. Dugaan saya, justru karena kostum Britania Raya –dalam semua cabang olah raga- yang dirancang oleh Stella McCartney menghilangkan tiga garisnya, maka tim lain yang disponsori Adidas pun tampil dengan kostum khusus tanpa ciri khasnya untuk Olimpiade 2012.

Kelima, kostum tim sepak bola di Olimpiade sama sekal tidak memasang logo asosiasi sepak bolanya, namun semua memasang bendera negaranya (kecuali Britania Raya dengan simbol negaranya) plus lambang olimpiade.

Seandainya nanti akhirnya Brasil kembali gagal juara dan yang meraih medali emas justru Meksiko, maka hal itu hanya akan melengkapi anomali yang terjadi di cabang sepak bola Olimpiade London. Meskipun Brasil sangat superior dalam sepak bola, namun negara tersebut belum pernah sekali pun menjuarai Olimpiade. Yang jelas, siapa pun yang berjaya di final akan tercatat sebagai juara baru sepak bola Olimpiade

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun