Salah satu fenomena dari aksi timnas Indonesia di Piala AFF 2010 adalah munculnya kembali bintang bernomor 10 dalam skuad Garuda. Pemain yang dipercaya mengenakannya adalah Oktovianus Maniani. Lelaki bertubuh mungil yang lahir 10 Oktober 1990 itu tampil sangat trengginas di sektor sayap dan memberi kontribusi cukup besar bagi tim. Satu gol pun telah dicetaknya sepanjang turnamen, namun sayang ia absen dalam final kedua menghadapi Malaysia dan Indonesia pun gagal lagi menjadi juara. Sebenarnya sudah cukup lama tidak ada pemain bernomor 10 yang menjadi tulang punggung timnas Merah Putih di beragam turnamen. Barangkali hal itu menjadi sebuah anomali, mengingat bagi kebanyakan tim sepak bola, pemain bernomor 10 hampir pasti adalah seorang bintang. Selama Piala AFF 2008 Aliyudin hanya menjadi pemain cadangan meski bernomor 10. Pada Piala Asia 2004, Piala AFF 2007, dan Piala Asia 2007 malah tidak ada pemain yang memakai nomor 10 dalam skuad Garuda. Sebenarnya ada Rahmat Rivai yang bernomor 10 dalam skuad Piala Asia 2007, namun namanya dicoret menjelang turnamen karena menderita cedera parah. Pemain bernomor 10 terakhir yang menjadi bintang timnas adalah Kurniawan Dwi Yulianto, yaitu sejak pertengahan dekade 1990-an hingga awal 2000-an. Kurniawan terakhir kali memperkuat skuad Garuda di Piala AFF 2004 yang berakhir dengan kegagalan di partai final. Okto tampaknya memang layak memakai nomor pemain bintang itu. Nomor 10 kerap dipakai oleh banyak bintang dunia, dari masanya Pele, Diego Maradona, Lothar Matthaeus, Zinedine Zidane, hingga kini ada Francesco Totti, Wesley Sneijder, Wayne Rooney, dan Lionel Messi. Bukti bahwa Okto pantas bernomor 10, sebuah situs sepak bola asing (soccernet) pernah memasukkan nama Oktovianus Maniani sebagai salah satu pemain muda Asia yang potensial bermain di Eropa. Dan yang terbaru, sebuah majalah sepak bola (FourFourTwo Indonesia) memberinya penghargaan sebagai Pemain Muda Terbaik Indonesia 2010 dengan mengalahkan Kurnia Meiga, Dendi Santoso, Yongki Aribowo, dan Irfan Bachdim. Satu hal lagi yang menarik, ketika Uruguay bertandang ke Jakarta, Edinson Cavani (salah satu bintang Uruguay) ternyata memilih bertukar kaos dengan Okto, tidak dengan pemain Indonesia lainnya. Padahal kita tahu bahwa Cavani saat ini merupakan salah satu pencetak gol terbanyak Liga Italia Serie A bersama klub Napoli yang merupakan kandidat peraih scudetto. Dengan usianya yang masih muda, masa depan Okto bersama timnas Merah Putih masih sangat panjang. Yang paling dekat adalah pertandingan SEA Games 2011 bersama timnas U-23 dan babak penyisihan awal Pra-Piala Dunia 2014 bersama timnas senior. Semoga saja Okto bersedia terus belajar meningkatkan kualitas permainannya, kian bersinar kariernya, dan bisa menjadi bagian dari sukses timnas Indonesia di masa depan, serta tetap menjadi pribadi yang rendah hati.
KEMBALI KE ARTIKEL