Ilalang bergumul mesra dengan awan, tanpa gangguan angin si pengganggu ketenangan. Masih pagi dan burung mulai berkecapi. Tak pernah ku buntuti awan pagi ini, selalu tenang setiap pagi, siang beda lagi, namun sore tenang lagi, tambah indah dengan binar senja. Aku seorang setan, lebih tepatnya seekor setan, atau seonggok setan, yang ditakdirkan membuntuti malam dan menyapu kebaikan manusia yang tak ikhlas dijamah kesusahan. Entahlah, terkadang Tuhan membingungkanku, ketika diriku yang lunglai dengan kenestapaan takdir, menegaskanku untuk berbuat aniaya kepada ciptaannya yang punya muka penuh lubang.