Sebagai seseorang yang doyan ngemil pastilah promo ini #selalubisa membuat saya menikmati cemilan apa pun yang saya senangi. Sudah tak merogoh kocek terlalu dalam, kenyang yang tercipta pun sempurna.
Sempat juga terpikir, mengapa Grab melakukan itu? Bukannya apa-apa, saya pernah membeli dua nasi padang dari restoran ternama di Kota Medan sebanyak dua bungkus, dan setelah dipotong diskon dan promo, saya bersama teman saya hanya membayar senilai satu bungkus nasi padang saja. Dan itu sudah termasuk biaya antar sang driver. Di lain waktu, saya sendiri juga pernah memesan tiga gelas jus yang varian rasanya berbeda-beda, dan hanya membayar harga yang jauh dari tiga kali harga jus yang tertera di aplikasi. Jika sudah begini, bolehlah saya katakan Grab sebagai #SuperApp.
Lantas mengapa Grab melakukan itu? Baiklah, saya akan mundur ke beberapa waktu lalu. Mungkin sekitar Mei 2019. Kala itu saya bersama seorang teman saya sedang kelaparan. Waktu yang menunjuk pukul 13.00 WIB membuat kami berdua terlalu malas untuk beranjak dari kursi yang kami duduki. Cuaca saat itu memang sedang terik-teriknya. Satu-satunya solusi adalah memesan makanan lewat #AplikasiUntukSemua (GrabFood). Sebagai dua orang yang berbeda, kami memiliki ketertarikan yang berbeda. Pun soal memilih makanan.
Teman saya suka makanan yang pedas, sedangkan saya tidak begitu suka makanan yang pedas. Boleh saja pedas, tapi jika boleh pedasnya tipis-tipis saja. Lima menit berlalu dengan mata yang terpaku dengan tawaran makanan dan minuman di aplikasi GrabFood, kami tak juga menemukan kecocokan yang serupa. Sampai akhirnya salah satu di antara kami harus ada yang mengalah. Dan tebak saja, yang mengalah itu adalah saya. Tanpa berpikir panjang saya pun menyerahkan selera saya persis dengan selera teman saya itu. Lalu klik, sang driver Grab pun langsung memesan makanan yang kami pinta.
Sembari menunggu, saya pun mengalihkan kesibukan dengan membaca koran. Kebetulan sebagai jurnalis, kantor tempat saya bekerja menyediakan berbagai media cetak. Mulai media nasional hingga media lokal. Saya terpaku pada satu berita yang mengulas gerakan tagar F4ST. Apa itu F4ST? Ini merupakan singkatan dari 'Fight Against Stunting'. Persis yang tertulis dalam berita di Harian Analisa, terbit pada 3-5-2019, F4ST adalah Sebuah gerakan dibuat Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) untuk meningkatkan kesadaran publik dan kepedulian terhadap masalah stunting.
Sehingga jika boleh disimpulkan murah meriahnya promo GrabFood yang ditawarkan #AplikasiUntukSemua terhadap para pelanggannya adalah bagian dari gerakan F4ST. Grab bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) melalui TP PKK Provsu menjalin kerja sama mencegah stunting dengan cara-cara baru yang kreatif. Pada paragraf lain di dalam berita disebutkan juga dukungan pihak Grab dilakukan melalui video yang akan ditampilkan dalam fitur tambahan dari aplikasi. Sebuah gerakan dengan mensosialisasikan perihal Stunting kepada pelanggan Grab yang juga merupakan bagian daripada masyarakat di Indonesia.
Sebagai edukasi bangsa gerakan bersama ini patut kita dukung. Tapi apakah Stunting itu? Berdasarkam literatur yang saya baca, singkatnya Stunting disebut masalah gizi kronis. Penyebabnya adalah asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Mengapa itu terjadi? Ya karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Tapi jangan sampai salah, Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan ini baru terlihat ketika anak berusia dua tahun.
Jadi boleh saja jika menghubungkan diskon dan promo yang ditawarkan GrabFood sebagai gerakan meminimalisir tingkat Stunting. Apalagi disebut-sebut asupan makanan anak harus dijaga sejak masa di kandungan. Tak dipungkiri bawaan ibu hamil kerap dikaitkan dengan perilaku 'ngidam'. Ibu hamil kerap menginginkan makanan atau minuman tertentu semasa mengandung. Grab pasti #selalubisa mengatasi keinginan yang datangnya tiba-tiba itu. Tanpa batasan waktu, Grab 24 jam menanti, siap mengantar dan #selalubisa diandalkan. Jadi pantas kan jika Grab disebut sebagai #SuperApp.
"Eh makanannya sudah datang. Halo Indonesia, kami makan ya...."