A. Niat Sampai Selesai
Kita perlu niat untuk membaca selesai. Apa lagi belajar membaca buku tebal sebanyak 500 lembar. Niat yang begitu kuat harus tertanam di dalam hati. Bila tidak mempunyai niat untuk bisa menyelesaikan buku, bisa jadi kita akan berhenti di tengah jalan.
Pengertian niat menyelesaikan bukan berarti kita membaca sedikit demi sedikit sampai menjadi bukit. Buku yang kita baca bukan hanya satu, tetapi banyak. Kita perlu cepat menyelesaikan. Pengertian niat yang dimaksud adalah cepat dalam proses penyelesaian buku.
B. Kekuatan Pikiran
Kita butuh kekuatan pikiran sebagai persiapan membaca. Bayangkan kita menghadapi kata-kata yang sangat banyak; kita menghadapi jumlah lembaran buku sampai terlihat tebal; kita juga menghadapi perkataan penulis yang cukup menyulitkan. Bisa jadi, pembelajar yang tidak sanggup menyelesaikan buku dikarenakan pikiran sudah tidak kuat alias pusing, jenuh.
Cara sederhana adalah sering olah raga yang khusus mengolah nafas. misalnya joging, senam, meditasi.
Mata juga berhubungan dengan otak. Sehingga mata harus dilatih agar tidak mengganggu pikiran. Kita harus melatih pandangan mata. Cara melatih pandangan mata adalah melihat ke semua pandangan tanpa gerak badan dan mata (jangan memandang pada satu titik benda). Berguna untuk kekuatan mata dalam melihat kata-kata dalam buku dan mengcegah mata min.
C. Ketabahan
Seringkali otak kita tidak mampu menyimpan banyak informasi yang ada dalam buku. Menurut Agus Setiawan (2010 : 81) setelah membaca, kita hanya mampu mengerti sekitar 50% dari seluruh informasi dalam buku dan disimpan dalam hipokampus (tempat penyimpanan memori sementara). Setelah 48 jam, kita hanya mampu menyimpan 10%―di alam bawah sadar― informasi yang kita baca dalam buku.
Kasus seperti itu adalah yang banyak dialami manusia. Lalu, apakah kita akan menyerah dalam membaca buku? Kebanyakan memang menyerah dalam membaca buku. Apakah pantas menyerah? Ya terserah masing-masing individu. Yang jelas, kita jangan menyerah dalam membaca buku karena ilmu pengetahuan terdapat dalam buku.
Maka dari itu, kita perlu ketabahan hati dalam membaca buku. Tidak ada ketabahan hati, bisa jadi termasuk dalam golongan penyerah. Walau sekedar membaca buku, tetapi ketabahan dalam hati perlu kita tanamkan. Bila ketabahan selalu mengiringi para pembelajar, maka apapun hasil dari membaca, kita tetap tabah tidak menyerah. Jangan sampai kita menjauh dari kegiatan membaca buku. Bila menjauh, apa kata dunia?