Untaian nama kupanggil merdu
Sajak esok tak berima
Maukah engkau melengkapinya?
Wahai, pria berkacamata tanpa kuda
Seruanmu menggetarkan jiwa
Panah katamu mengandung candu
Sekejap tapi lalu
Kuletakkan kacamata di angin lalu
Suaraku tidak sepanjang katulistiwa
Gadis, aku tak mau kau mencanduku
Jiwa ini ada yang punya
Apalah dikata, candu itu canda
Dipungut sakit, diabaikan perih
Ibarat air mengalir ke muara
Alur membawa cerita, bukan memilih
Iya, gadis
Hati teriris
Percayaku
Itu kuncianmu
Warna katamu melambung
Menjulang tinggi ke awan
Aku anak putih abu-abu
Pamitku pergi mengejar angan