Bara bersiul siul riang sambil melajukan pelan motor ninjanya. Hani, Hani dan Hani.....ah nama yang indah, setidaknya bagi Bara. Tak hanya namanya, wajah cantiknya, senyumnya, semua yang ada pada Hani selalu membuat Bara semakin merindukan keberadaan gadis itu. Bara sempat menggerutu pada Ratna, kenapa tak pernah mengenalkannya pada Hani, padahal Bara sudah bersahabat lama dengan Ratna. Ratna membela diri, mengatakan sayang bila Hani berkenalan dengan Bara yang levelnya biasa. Tapi Bara tak menggubris sindiran Ratna. Ia nekat bermain gitar milik abangnya, walaupun seumur umur Bara tak pernah belajar main gitar. Toh, karena itu ia bisa melihat Hani tertawa dari balik jendela kamar Ratna, yang bersebelahan dengan kamarnya. Bara juga sangat bersyukur karena ulah lebah lebah nakal yang membuat wajahnya berhari hari bengkak tak jelas bentuknya. Karena Bara bisa merasakan sentuhan lembut tangan Hani saat mengobati lukanya.
Bara tersenyum sumringah saat Hani mengiyakan ketika dirinya menyatakan cinta. Bahkan Bara berjingkrak jingkrak seperti anak kecil, berputar mengelilingi Hani yang terus tertawa melihat tingkah Bara. Hanipun merasakan cinta yang sama, rasa yang sama, bahagia yang sama. Bara berjanji hatinya, jiwanya, semuanya untuk Hani seorang.