Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Lagi-lagi Gunung Lokon Meletus

28 November 2012   06:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:33 180 0

Gunung Lokon, berjarak 5 km dari desa Kakaskasen, Tomohon Utara, Sulawesi Utara, kembali meletus hari ini (Rabu, 28/11/2012). Letusan kali ini diawali dengan dentuman keras sekali. Kerasnya dentuman itu, mengagetkan kami yang sedang menikmati snak pagi.Semua penghuni kampus Losnito berlari keluar ruangan menuju ke lokasi-lokasi yang memudahkan untuk melihat proses letusan yang mengeluarkan debu vulkanik yang bergulung-gulung.

Saya dan beberapa guru berlari menuju tempat parkir di depan lobby sekolah. Semua mata memandang ke sebelah Utara ke arah Kawah Tompaluan melihat dengan seksama proses letusan itu. Seperti biasanya “brokoli” abu vulkanik itu bergulung-gulung menyembur dari kawah mengarah ke langit biru. Semburan itu berlangsung dari jam 10.10 hingga 10.36 wita.

Kami semua mewaspadai ke mana abu vulkanik itu berhembus di bawa angin. Kami menatapnya dengan perasaan kuatir karena abu brokoli itu tak kunjung berhenti hingga lima belas menit. Kekawatiran kami makin bertambah ketika abu brokoli itu menjulang tinggi persis di atas kepala kami. Birunya langit memperjelas pemandangan letusan itu. Tak sedikit berdecak kagum melihat indahnya letusan meski dibarengi dengan rasa takut yang membuncah kalau-kalau kami tertimpa hujan abu letusan itu.

Kali ini saya sedang memegang Handycam yang baru saja saya ganti dengan memory card baru yang kemarin saya beli di Manado. Peristiwa letusan itu sempat saya rekam lewat handycam yang saya pegang. Kebetulan juga saat itu kamera tidak saya bawa. Semoga saya bisa uplod video yang saya rekam. Kalau tidak bisa yah, saya hanya bisa mengupload frame-frame videonya saja.

Setelah Gunung Lokon tadi meletus, tak lama kemudian hujan deras mengguyur pada pukul 11.07 wita. Turunnya hujan deras membuat kami semusa gembira karena kekawatiran akan hujan abu menjadi sirna. Hujan itu menyejukkan hati dan lingkungan alam di sekitar kami. Tak hanya itu, mentari pun mulai bersinar seperti membuka kegelapan akibat letusan dahsyat hari ini.

Berbahayakah menonton Gunung Lokon yang tiba-tiba meletus? Dini hari tadi, menurut Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi, Surono Gunung Lokon meletus sejak pukul 00.00 hingga 06.00 wita. Ketika saya turun dari Bukit Mahawu menuju ke kantor di kampus Losnito, SMA Lokon, saya sempat melihat lubang kawah yang mengeluarkan asap putih tebal. Bagi saya itu hal yang lumrah. Meski secara Geologi, indikasi asap putih itu termasuk letusan meski berskala kecil.

Setiap kali saya menayangkan berita atau repotase Gunung Lokon meletus, banyak yang menanggapi supaya saya dan semua penghuni kampus Losnito boarding school bersikap hati-hati dan waspada. Kalau perlu siapkan masker sebanyak-banyaknya. Ada yang bertanya juga soal dampak gempa akibat letusan gunung Lokon itu.

Inilah jawaban saya yang saya tulis di bbm, sms, atau membaslas komentar lewat inbox fb, atau kompasiana. “Aman dan terkendali” begitulah saya tulis. Kadang saya menambahnya begini, “Kalau saya tidak bisa membuat repotase atau upload foto di FB, itu berarti letusan Gunung Lokon sangat berbahaya”.

“Kami kekurangan stock masker. Beberapa bulan yang lalu masker kami gunakan karena saat itu tak ada hujan setelah letusan” kata Suster Ani yang sehari-hari bertugas di Klinik Sekolah. “Belum ada pasokan masker lagi dari Pemerintah. Saat ini kami bersyukur karena sehabis meletus, hujan turun deras” sambung Bu Ani.

Kami terbiasa dengan situasi letusan Gunung Lokon. Meski jarak lokasi tempat saya bekerja dengan kawah Tompaluan sumber semburan abu vulkanik hanya 3 km kami saat ini menanggapinya dengan biasa. Beruntung, setiap kali Gunung Lokon meletus, angin menghembuskan abu ke arah Utara. Belum hujan turun membersihkannya. Keberuntungan ini, oleh masyarakat diyakini sebagai campur tangan “Opo Lokon”.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun