“Kalau ke Tomohon, baiknya tempat wisata mana yang harus dikunjungi?” tanya seorang teman dari Jakarta melalui percakapan chatingnya. “Banyak tempat yang bisa menjadi destinasi wisata. Masing-masing memiliki keunikannya sendiri.” balas saya dalam chatingan. Saya mengatakan banyak tempat karena Tomohon, selain dikenal sebagai kota Bunga dan Pendidikan, sangat potensial untuk pengembangan wisata alam, religi, budaya dan kuliner.
Tomohon bukan kota dataran rendah melainkan memiliki kontur tanah yang berbukit-bukit karena hamparan wilayah daerahnya dikelilingi oleh Gunung dan pegunungan. Itulah sebabnya udara sejuk dan semilir pepohonan alamnya membuat setiap wisatawan merasa betah dan nyaman untuk menikmatinya. Udara bersih dan bebas dari polusi menjadi daya tarik tersendiri ketika sudah sampai di tujuan.
Rabu, 26 Oktober 2011, masyarakat Tomohon terutama yang tinggal di kaki Gunung Lokon, dikejutkan dengan suara dentuman yang menggelegar. Ribuan pasang mata secara otomatis memandang ke arah Kawah Tompaluan, kawah Gunung Lokon yang bukan di puncaknya melainkan berada di tengah di antara Lokon dan Tatawiran.
Asap yang sehari-hari berwarna putih, pasca terdengar dentuman, menjadi hitam bergulung-gulung mengarah ke langit sore setinggi 1.200 meter. Pemandangan saat itu sangat fenomenal. Di satu pihak, orang takut dengan dampak letusan. Di lain pihak banyak orang berdatangan untuk melihat dan memotret momen alam ini.