Di depan rumahku selalu sibuk, riuh, ramai, tak tenang. Tetangga-tetanggaku mengaku bahwa mereka adalah aktivis, hobi menyuarakan keadilan. Ayahku juga demikian. Tapi bukan kegaduhan itu yang mengusikku, justru keheningan ibu yang menyita pandangku.
KEMBALI KE ARTIKEL