Untuk ini saya mengatakan Jokowi pada waktu itu marah terhadap kasus papa minta saham adalah dagelan,!! atau marah bohong-bohongan, lalu luhut geram juga hanya sekedar geram-geraman. karena saya yang bodoh ini tidak bisa berfikir dengan argumentasi seperti penulis lainya yang mengatakan semua ini adalah bagian trik atau strategi pemerintahan Jokowi, pernyataan anung juga mengindikasikan pemerintah ingin tambah stabil dengan dukungan dari golkar, praktis hanya gerindra yang masih konsisten dan tidak menjadi partai banci yang haus atau ingin bersenang-senang dengan penguasa.
Dan fachri hamzahlah korban dari dagelan politik itu, kini fachri terbukti tersingkirkan dari PKS yang mengikuti signal mendukung pemerintahan Jokowi - JK, saya berfikir fachri termasuk orang yang tidak bisa membaca situasi politik, karena dengan gagahnya membela setya novanto pada saat setya novanto di rundung isu papa minta saham. kini publik melihat dengan terang tanpa harus memasang lampu penerangan, bahwa setya novanto yang dahulu di caci maki dan di umpat karena kasus "papa minta saham" telah menjadi sahabat baik yang di perjuangkan oleh pemerintah untuk menduduki kursi Ketua umum Golkar.
Pengamat, penulis dan pemerhati politik bolehlah mengemukakan argumentasinya bahwa Jokowi menggandeng setya novanto untuk demi berjalanya pemerintahan yang stabil, saya ingin bertanya. Apakah selama ini dukungan dari koalisi KIH, PAN, PPP, Demokrat masih kurang,? dan memang ternyata masih kurang, terbukti masih menyokong golkar melalui setya novanto, ada juga yang mengatakan pemerintah mendukung karena demi pilpres 2019, dan banyak lagi, yang pasti satu langkah lagi tidak akan ada partai pengkritik pemerintahan Jokowi-jk, saya memastikan itu, karena hanyalah gerindra yang masih kokoh. kalaupun ada kritik mungkin hanyalah kritik dagelan-dagelan atau sebuah humor.