Di dalam lorong-lorong gelap yang terbungkus oleh bayang-bayang kesunyian, terdengar langkah-langkah gemetar dari seorang siswa yang berjalan sendirian di tengah malam di sekolah tua yang telah lama ditinggalkan. Namanya adalah Ardian, seorang anak yang penasaran dengan rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik dinding-dinding tembok yang retak dan berdebu.
Sejak pertama kali Ardian memasuki bangunan sekolah itu, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Suasana yang gelap dan angker serta bayangan-bayangan yang terlihat pada sudut-sudut yang gelap membuatnya merinding. Namun, rasa ingin tahunya yang besar memaksanya untuk terus menjelajah bahkan di malam yang sunyi seperti ini.
Saat Ardian menjelajahi kelas-kelas yang terbengkalai, dia menemukan buku harian tua di bawah tumpukan debu. Dengan gemetar, dia membuka halaman-halaman usang yang tergores oleh waktu. Di dalamnya, dia menemukan catatan-catatan misterius tentang kejadian-kejadian aneh yang pernah terjadi di sekolah itu.
Diceritakan tentang seorang guru yang hilang secara misterius di ruang guru yang terpencil, suara-suara aneh yang terdengar di kamar mandi hantu pada tengah malam, dan siswa-siswa yang menghilang tanpa jejak. Semua itu membuat bulu kuduk Nathan merinding, namun juga memicu rasa ingin tahunya yang semakin besar.
Tanpa disadari, Ardian telah memasuki ruang bawah tanah yang gelap gulita. Tempat yang selama ini disembunyikan oleh pihak sekolah. Di sana, dia menemukan arsip-arsip tua yang berisi rahasia besar tentang asal usul sekolah tersebut.
Ternyata, sekolah itu dibangun di atas situs yang dulu digunakan sebagai tempat penyiksaan dan pengadilan pada masa lalu. Banyak sekali cerita horor tentang hantu-hantu yang masih berkeliaran di dalamnya serta tentang ritual-ritual gelap yang pernah dilakukan oleh kelompok-kelompok misterius.
Ketika Ardian mulai menyadari kebenaran yang tersembunyi di balik tembok sekolah itu, dia merasa sebuah kehadiran mengerikan sedang mengawasinya. Suara-suara aneh mulai terdengar di sekitarnya. Bayangan-bayangan gelap mulai mengintainya di sudut-sudut ruangan.
Dalam kegelapan yang semakin menyelubungi, Ardian menyadari bahwa dia tidak sendirian. Ada sesuatu yang jauh lebih kuat dan jauh lebih gelap dari sekadar rahasia-rahasia sekolah itu. Dan sekarang Ardian harus berjuang untuk menemukan jalan keluar sebelum terlambat dam sebelum dia menjadi korban dari kegelapan yang mengancam untuk menelannya.
Ardian berusaha keluar melalui jalan dinama ia masuk ke sekolah tua itu. Namun entah mengapa Ardian seakan-akan tetap kembali ke tempat yang sama padahal ia sudah jalan sangat lama. Hari sudah semakin larut malam tetapi Ardian masih terjebak di dalam bangunan sekolah itu.
Ardian merasa semakin terjebak dalam labirin gelap yang tak berujung. Setiap pintu yang dia buka membawanya ke koridor yang sama dan setiap langkah yang dia ambil terasa seperti terpaku pada waktu yang tidak bergerak. Keringat dingin mulai mengalir di punggungnya saat ketakutan melanda pikirannya dengan kekuatan yang tak terkendali.
Saat dia mencoba mencari jalan keluar yang lain, dia mendengar suara langkah-langkah ringan di belakangnya. Ardian berbalik cepat tapi tidak ada apa-apa. Hanya gelap dan sunyi. Tetapi dia merasa ada sesuatu yang mengintai, sesuatu yang tak kasat mata tapi terasa begitu nyata.
Dalam keputusasaan, Ardian mengingat petunjuk dari buku harian tua yang ditemuinya. Ada sebuah rahasia tersembunyi di dalamnya. Sebuah rahasia yang mungkin bisa menjadi kunci untuk keluar dari terjebaknya di sekolah itu. Dengan gemetar, dia membuka kembali halaman-halaman kuno dan mencoba mencari petunjuk yang mungkin terlewatkan sebelumnya.
Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dari jauh. Tembok-tembok bangunan tua itu mulai bergetar, dan debu-debu dari langit-langit mulai turun dengan derasnya. Ardian  menyadari bahwa dia harus cepat menemukan jalan keluar sebelum semuanya runtuh menimpanya.
Dengan langkah yang semakin cepat, dia mengikuti petunjuk yang ditemukan dalam buku harian itu. Dia berlari melewati koridor-koridor yang gelap, melewati ruang-ruang yang kosong dan merindingkan. Hingga akhirnya, dia menemukan sebuah pintu tersembunyi di sudut bangunan itu.
Dengan perasaan lega dan harapan yang membara, Ardian membuka pintu itu dan menemukan dirinya di luar bangunan sekolah itu. Cahaya rembulan menerangi langit malam, dan udara segar menyambutnya dengan hangatnya. Dia merasa seperti terbebas dari penjara gelap yang hampir menelannya.
Namun, ketika dia menoleh ke belakang, dia melihat bayangan-bayangan gelap yang masih mengintainya dari balik jendela-jendela yang pecah dan retak. Sekolah tua itu masih menyimpan banyak rahasia yang belum terungkap dan masih menjadi misteri yang selalu ingin dipecahkan oleh Ardian.