Menurut hadis riwayat Imam Bukhori, Agama Islam dibangun di atas tiga ajaran dasar, yakni iman, islam, dan ihsan,sebagaimana yang disebutkan pada hadist Nabi muhammad SAW. Ke tiga itu disebut dengan arkan al-din yang berarti tiang atau penyangga agama yang merupakan penyangga ajaran Islam atau trilogi ajaran Islam.
A. Iman
1.) Pengertian Iman
a.) Secara Bahasa: Iman berarti al-tasdiq yang berarti membenarkan dan merupakan lawan kata al-takzib yang berarti mendustakan.
b.) Secara Istilah: Pernyataan secara lisan, Keyakinan di dalam hati, dan pelaksanaan dengan anggota badan tang bertambah dan berkurang, menguat dan melemah, serta mengalami perubahan. (Asep Usman Ismail,2023,h.8)
Sebagaimana Rasulullah SAW dalam hadist Jibril:
(ia bertanya lagi: "Beritahukan kepadaku tentang Iman".
Nabi menjawab,"Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk," ia berkata, "Engkau benar.")
Iman adalah energi yang melahirkan solidaritas atau ikatan persaudaraan di antara orang-orang beriman. Iman juga merupakan kekuatan pada diri manusia yang membangkitkan semangat perdamaian dan tenaga yang mendorong orang-orang beriman sebagaimana disebutkan pada al-qur'an. (Q.S. Al-Hujurat:10) yang mana ayat tersebut berarti:
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu dirahmati"
Dalam Al-qur'an iman sering digandengkan dengan amal sholih. Iman mendorong amal sholih dan amal sholih menjadi indikator kualitas iman. Iman dan amal sholih tidak hanya mengantarkan manusia menjadi makhluk terbaik di dunia, tetapi juga menyebabkan manusia mendapat rahmat Allah SWT berupa surga di akhirat yang merupakan keberuntungan yang nyata dan pahala yang tiada terputus.
B. Islam
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda dalam hadist jibril:
وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَم، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتَ.
seraya berkata: ‘Wahai Muhammad jelaskan kepadaku tentang Islam?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ”Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah Al Haram jika engkau mampu mengadakan perjalanan ke sana.” Laki-laki tersebut berkata: ‘Engkau benar.’
Rukun-rukun Islam yang menjadi pondasi bangunannya memiliki pengaruh signifikan dan besar dalam mendidik kepribadian individu masyarakat dan lebih lanjut dalam mewujudkan kebahagiaan sosial. Hal itu terwujud manakala kaum muslim menjalankan rukun-rukun secara optimal dan ideal sesuai jalan yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Juga Ketika mereka tidak sekadar menjalankannya sebagai sebuah rutinitas dan berdasarkan taklid belaka hingga tak membekas sama sekali dalam perilaku keseharian mereka, bahkan jauh dari citra ideal Islam yang sesungguhnya, di mana setiap individu membentuk sebuah masyarakat humanis yang utama dengan berhiaskan seluruh perilaku utama dan terjatuhkan dari segala perilaku nista. (Muhammad Fauqi Hajjaj,2013,h.241)
C. Ihsan