Di antara pengiriman paket itu, yang paling berkesan waktu saya mengirimkan paket dokumen tahun lalu, ketika saya mengikuti lomba karya tulis yang diselenggarakan oleh salah satu kementerian di Jakarta. Deadline pengirimannya hari Sabtu cap pos. Saya baru menyelesaikan makalahnya lewat jam 11 siang. Karena sudah kelelahan menyusun draft, akhirnya saya minta tolong bapak untuk mengirimkannya via pos, yang paling dekat dari rumah. Selang setengah jam kemudian, bapak saya pulang membawa paket itu lagi. Ada apa ini?!? Ternyata kantor pos tutup jam 11 siang. Sempat terlintas keinginan untuk menyerah saja, tapi bapak saya menyanggupi mau mengirimkannya lagi ke agen JNE, sekitar 40 menit perjalanan dari rumah. Hampir dua jam setelahnya, bapak pulang dengan tangan kosong, saya jadi lega. Artinya paket berhasil dikirimkan. Tapi begitu melihat resi pengirimannya, saya mengkerut lagi. Bapak menggunakan servis YES (Yakin Esok Sampai), artinya hari Minggu sampai di kantor kementerian. Saya menjadi ketar-ketir karena perkiraan saya makalah itu bakal menginap di tangan sekuriti. Karena tidak yakin benar-benar diserahkan ke panitia lomba, saya sudah lepas harapan.
Hampir satu bulan lewat, tak ada kabar apapun, saya sudah berpikiran gagal.
Tapi, satu bulan kemudian, saya ditelepon panitia lomba tersebut untuk menghadiri final presentasi. Saya kaget dan juga senang. Yang pertama terlintas, "Wah JNE menganulir semua kekhawatiran saya." Paket tersebut benar-benar sampai ke tujuan dengan aman, meski di hari libur.
Inilah yang membuat saya setia menggunakan jasa kurir JNE selama ini. JNE belum pernah gagal memenuhi ekspektasi saya. Sehingga, mau jarak kantor cabangnya dekat atau jauh, kalau ingin mengirimkan paket, yang sreg hanya JNE.
Semoga di usia-nya yang ke-24 tahun, JNE semakin meningkatkan kualitas pelayanannya dan selalu berusaha untuk memenuhi ekspektasi konsumen.