Lintang Panjer Sore
Berawal dari pertemuan di siang itu, yang sememangnya sudah kita rencanakan jauh-jauh hari. Tepatnya sesaat setelah kau membuka daun pintu rumahmu lebar-lebar dan mempersilahkanku masuk untuk duduk sejajar denganmu. Aku memutuskan untuk keluar dari rumah seorang nenek dan memilih rumahmu sebagai rumah keduaku, setelah kita berdua sepakat untuk saling memberi dan menerima. Jujur tak dapat aku tutupi, saat pertama kali aku melihatmu, kelak, akan ada kebijaksanaan yang aku peroleh.Â