Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Kabinet Itu Apa?

13 November 2014   18:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:53 65 1
" Bangun mbak bangun .. " gadis kecil berumur 12 Tahun sedang berusaha mengoyak tubuhku yang tergeletak diatas kasur bermotif hello kitty. Tidak salah dia adalah adik pertamaku yang kemampuan akademiknya melebihi diriku.

" Opo seh nduk opo ? " celah aku sambil menarik selimut bunga kesayangan.

" Ini wes subuh mbak, kamu ndak sholat ? " ada yang mau aku omongin sama kamu penting ini .. "  bisikannya ditelingaku membuat geli dengan rasa malas segera berwudhu dan laporan sama Gusti Allah.

" Nin , kamu mau ngomong apa ? "  iya itu nama adikku Fanina. Setelah keluar dari musholla keluarga aku melongok keluar di ruang tivi tidak ada sebatang orang pun.

" Buuuuuuukkkkkk .... Awwww ..... " teriak si Nina yang jatuh dari tangga kamarnya.

" Hahahahaha , kuapok wadon wadon tingkahe kok kayak lakik nduk " aku tak henti hentinya tertawa sambil memungut adikku yang berwajah cantik itu dari keterpurukannya dilantai.

" Kamu itu lho ada adiknya jatuh kok malah diketawain " dengan gaya cubitan semutnya yang kecil tapi serasa cabe pedes sekali. Aku sedikit mengerutkan dahi menahan sakit.

Fajar masih belum menampakkan wajahnya. Gelapnya seperti Sore yang mendung.

" Mbak aku itu bingung dikasih tugas suruh mencari nama nama menteri terus pas dapet malah tulisane itu KABINET , opo toh kabinet iku ? " nada bicaranya sedikit tersengal karena kakinya yang agak memar setelah jatuh tadi.

" Gleeeeekkkk ... " aku menelan ludahku sendiri. Dengan berfikir keras mencari kalimat yang bisa dimengerti bocah kelas 6 SD . Bagiku politik itu tidak terlalu penting dalam kehidupan pribadiku walaupun kebanyakan teman teman nongkrong banyak yang dari kalangan DPR.

" Kabinet ya ? " dengan meraih Gadget kesayangan yang tidak jauh dari jangkauan tempat duduk teras kamar atas sang adikku. Tidak sengaja menaruhnya di atas meja dengan meraih bocahku setelah jatuh tadi.

" Loh ya kamu itu Sarjana tapi ndak ngerti kabinet " dan kalimat itu cukup sakit tertancap ditelingaku. Tak kuhiraukan dengan cepat aku searching mencari kalimat yang pas untuk menjelaskan.

" Kabinet itu suatu badan kayak lembaga nduk misal kalo di sekolahmu itu namanya Osis nah yang jalan dalam kepanitiaan itu Sie Pelaksana , Sie Konsumsi (yang di inget cuma makanan) , Sie Perlengkapan bedanya ini adalah dalam masa Pemerintah suatu bangsa Kabinet itu sama dengan Osis. Nah yang menjalankan kayak yang Sie makan , Sie Sound System itu namanya Menteri " begitulah aku menjelaskannya seperti aku tau apa yang sebenarnya dalam Politik Indonesia.

Aku termasuk seseorang yang tidak tau menahu dengan Sistem pemerintahan Indonesia. Semasa kuliah pun begitu cueknya dengan mahasiswa mahasiswa yang demo. Aku berfikir lebih baik jadi anak muda Indonesia itu melakukan apa yang terbaik untuk diri sendiri, orang tua, dan bangsanya.

Iya memang itu menurutku , entah semua ada HAK ASASI MANUSIA. BEBAS , kita Negara Demokrasi memang. Tapi  sesungguhnya dengan Demokrasi Indonesia perlu dimanfaatkan untuk semua anak muda.

" Nah, sekarang aku mau tanya lagi mbak. Aku sebagai pelajar aku harus ngapain sih mbak biar aku itu membantu Indonesia jadi baik ? " memang ini adalah pertanyaan konyol yang pernah saya dengar. Baru kali ini mendengar pertanyaan yang seharusnya tidak dilontarkan bocah 12 Tahun ini. Sedikit memutar otak untuk menjawab pertanyaan seorang bocah cantik ini.

" Itu pertanyaan paling istimewa yang mbak belum pernah denger dari bibir kecilmu ini nduk " selagi mencubit pipinya yang memang seukuran bakpau seribuan itu. Hahahaha

"Pulang sekolah , tak jawab pertanyaannya. Sekarang mandi terus sarapan dan berangkat sekolah " dengan menarik tangannya yang mungil turun dari tangga mengantarnya sampai kamar mandi.

Matahari dengan cepat sudah merangkak naik tidak sadar waktu menunjukkan  05.45 WIB. Aku pun selesai mandi begitu pula semua keluarga hanya Ayahku yang tak pernah tampak di meja makan saat Sarapan Pagi tiba.

" Sudah siap ke sekolahnya ? "  melihat 2 gadis kecil dengan kerudung sekolahnya biru muda itu. Iya, adikku perempuan 2 orang banyaknya. Hahahaha. Yang paling bontot tak mau lepas dengan sang ibu kita tercinta.

" Yaap , berangkat ..... " dengan teriakkannya ala ala sule saking keseringannya liat NET "Ini Talk Show" . Hahaha. Dengan tas yang kedodoran menurutku tas mereka lebih besar daripada tubuhnya karena tuntutan sekolah yang semakin tahun semakin mendidik muridnya lebih ' menuntut ' .

Dengan motor kesayangan yang sudah 5 Tahun menemani masa masa kuliahku tapi masik asyik untuk diajak touring keluar kota. 2 Bocah ini merangkak naik ke atas motor dengan kebiasaan rutin si Bontot selalu duduk didepan menghalangiku untuk menyetir.

" Jangan lupa jawab pertanyaanku ya yang tadi itu ? Okeey " dengan gayanya yang gerudukan turun dari motor. Ya begitulah tingkah lucu mereka yang kadang bikin kangen.

Aku tak menjawab pertanyaannya hanya mengisyaratkan dengan kedipan mata sambil mencium pipi Nina dan Si Bontot yg terbilang pendiam hanya mencubit pipiku yang tidak bisa dibilang tembem ataupun tirus ini.

**************

Tiba tiba bunyi sms dari handpone jadul Nokia kesayangan selama 8 tahun bergetar di meja basecamp. Aku berfikir itu hanya sms ucapan terima kasih sudah menjadi pelanggan setia. Dengan rasa malas aku meraihnya yang tak jauh dari layar monitor tempat mendesignku.

Dan setengah terpingkal membaca separuh dari isinya yang ber isi : " MBAKKU CINTAKU, tadi jawaban subuhmu tentang kabinet itu bener aku dapet nilai A lho. Makasih nggeh :* . Nanti tak tumbasno es krim contong yang seribuan :* " Aku hanya sedikit tersenyum.

Dengan senyum yang sedikit menggelitik ingin tertawa terbahak. Aku menahannya dengan bergumam dalam hati " Kamu yang pintar nduk sekolahnya, dengan kejadian ini saja kamu sudah berguna untuk Bangsa ini ".

***************************************************************************

NB : CERITA INI HANYA UNTUK HIBURAN SEMATA. Melihat sisi lain dari keluarga yang awalnya sepele dan itu merupakan kasih sayang yang tidak bisa di beli dengan apapun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun