Tinggi semampai, putih, cantik, Â sempal
Seolah selalu membuat lawannya terkesima
Terlonjak selalu ingin memilikinya
Mendapatkan apa yang dia punya
Lelaki itu,
Tinggi, hitam, kurus, tua, namun kaya
Selalu ingin diri diatas angin
Menjadikan semuanya hanya miliknya, untuknya
Perempuan itu,
Tersenyum puas, bahagia, namun hambar
Seperti berada dalam sebuah " kurungan " berbahan emas
Berhadapan dengan banyak tuntutan
Orang tua dan hidupnya
Lelaki itu,
Sumringah, bangga, namun awal sebuah petaka
Perempuan yang kelima telah dia terima
Dalam singgasana istana hampa
Perempuan itu, dan lelaki itu,
Terdiam tanpa kata,
Hanya sumpah serapah dalam hatinya
Lelaki itu,
Dalam  hitungan jam, sebuah keranda akan membawanya
Perempuan itu,
Tertawa, dengan sebuah pisau di genggamannya
Disertai gumamnya
" Tusukan ini untuk sex abnormalmu, lelaki keparatku. Sakit yang kau rasakan adalah
balasan dari rasa sakit rakyat kecil yang engkau ambil hak-haknya, kau buat mereka menderita "