"Aku hanyalah anak jalanan, aku lapar. Bolehkah aku meminta sepotong kuemu?", tanya anak jalanan ini lagi tersenyum ramah sambil tetap mengulurkan tangannya berharap sepotong kue itu akan diletakkan diatas telapak tangannya yang terlihat banyak bekas luka.
"Tidak mau. Pergi kamu. Kamu bau dan jelek", teriak anak dari sekolah elit ini langsung berlalu.
"Terimakasih, semoga Tuhan memberkatimu", jawab anak jalanan ini menundukkan kepala seperti memberi hormat. Lalu dia berjalan keanak lainnya yang sedang makan dan mengulangi hal yang sama. Tetapi selalu ditolak dan dia juga selalu mengucapkan kata yang sama. "Terimakasih, semoga Tuhan memberkatimu".
Ketika hendak meminta pada anak lain yang sudah entah keberapa, seorang anak dari sekolah yang sama yang mengikutinya sejak tadi memanggilnya, "Hei teman, ambil punyaku saja", sambil memberikan roti isi dua buah. Melihat hal itu, anak jalanan ini langsung berlutut dan menyembahnya.
"Terimakasih, terimakasih..., terimaka....", suaranya tertahan karena isaknya. Air matanya menetes membasahi jalanan dimana ia berlutut menyembah. Anak yang memberinya roti ini hanya terdiam bingung dengan apa yang dilakukan anak jalanan ini. "Terimakasih banyak..., Tuhan memberkatimu...", katanya menyembah sekali lagi.
Lalu dia berdiri, sebelum pergi, dia melihat anak yang memberinya roti ini dan bertanya, "Rotinya ada dua, bolehkah aku berbagi dengan saudaraku?", dengan senyuman yang sangat indah meminta ijin. Anak yang memberinya roti ini membalas senyumannya dengan senyuman yang tidak kalah indah. "Iya...".
"Terimakasih..., Tuhan memberkatimu...", lalu ia berlari kecil pergi. Tidak jauh dari situ, ternyata ia memberikan rotinya pada seorang anak perempuan kecil. Terlihat anak perempuan kecil itu tertawa senang sekali dan memakannya dengan lahap.
Lalu roti satunya dia potong dua, setengahnya dia makan, setengahnya dia berikan pada seekor anjing tua yang sejak tadi menemani anak perempuan tadi bermain. Ternyata, maksud dari "saudaraku" anak jalanan ini adalah anjing tua itu yang telah menemani dan menjaga mereka sekian tahun lamanya setelah orang tua mereka tiada.
Anak yang memberinya roti melihat hal itu dengan mata berkaca-kaca. Lalu datang seorang pria dewasa menghampirinya. "Mengapa kamu memberikan roti itu pada mereka? Bukankah itu makan siangmu dan merupakan roti kesukaanmu?", tanya pria dewasa ini dengan senyuman ramah.
Dipeluknya pria dewasa ini dengan erat. Jawabnya.
"Ayah, sebelum mama pergi kesurga, mama berpesan padaku agar selalu berbagi dengan apa yang kita punya. Aku diberkati oleh Tuhan dengan berkecukupan. Bisa sekolah. Bisa makan sehari lebih dari yang kumau. Sedangkan anak itu, meminta makan sehari saja susah".
"Dan aku terkejut ketika tadi aku mengikutinya, sekalipun ditolak dan dijelekan, ia tetap mengucapkan terimakasih dan mendoakan mereka. Aku hanya memberinya dua roti, tapi dia menyembahku seperti raja penyelamat nyawanya. Aku selalu diajarkan untuk berbagi, tetapi ia mengajarkanku betapa indahnya berbagi".
"Terimakasih ayah, Tuhan memberkatimu...".
"Terimakasih teman, Tuhan selalu memberkatimu...".
:)