keputusan yang ku rasa juga sulit, tapi tetap ku jalani. yaitu menunggu sampai hatimu benar-benar siap untuk menjalani suatu hubungan denganku. selalu ku tunggu.
Hampir setengah tahun dirimu ku tunggu, karena itulah maumu. kubanggakan dirimu, sampai rasaku benar-benar kuat. dan kusimpulkan bahwa rasa itu cinta..
Semua terasa baik-baik saja, sampai ketika saat itu tiba. Aku melihatmu berjalan dengan mantan mu, yang ternyata adalah temanku sendiri. Dunia terasa gelap bagiku, setelah aku melihat peristiwa itu. rasanya ku tak sanggup berdiri. hal itu membuatku terpuruk. Dirimu yang ku kira akan menjalin hubungan denganku, ternyata begitu mudah menyakitiku.
dirimu, yang baru pertama aku cintai, tega melakukan itu. Dirimu, yang selalu bermanja denganku, kiranya merusak segala mimpiku. Sakit! Baru kamulah yang pertama kali menyakiti hati ini. Tanpa adanya rasa bersalah, kau bilang dia hanya sebatas teman saja.
Baru ku saari, diriku hanya pelarianmu saja. Agar wanita itu kembali padamu. tetapi, mengapa harus aku? Mengapa harus diriku? Mengapa harus hatiku?
Aku tak membenci wanita itu, tapi dirimulah yang kubenci. Mengapa harus hatiku yang mengalah? Mengapa harus hatiku?