Shania benci mengingat. Tapi mau tak mau ingatan itu harus dirunut ke belakang, masa lalunya. Masa-masa itu, saat beberapa orang pernah ia sediakan tempat di hatinya, yang hanya seperti tamu, urusan selesai (tak selesai) hanya singgah, yang kemudian mau (tak mau) mengorek luka lamanya, yang meski tlah ia lupakan sakitnya namun masih saja berbekas.
KEMBALI KE ARTIKEL